Minggu, 19 April 2015

FF | Loyalty In Love Part 4

AUTOR : Avi Yeoja Elforever
GENRE : SAD-ROMANCE
                 HURT
                 ANGST
CAST    : SHIN HYUN HYO
                KIM YESUNG
                LEE DONGHAE
                OTHERS ~

LENGHT : CHAPTERED
RATING  : PG-17

“Kau yakin dengan yang kau ucapkan tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu mencintainya walau keadaannya serba terbatas.
 
 
~Happy Reading~
 
 
Pernikahan. Sebuah upacara sakral bagi siapa saja yang melaksanankannya. Raut-raut wajah gembira bisa tergambar dari pasangan yang melaksanakan acara tersebut termasuk juga Hyun Hyo dan Yesung. Mereka mengadakan sebuah acara pernikahan dengan sangat sederhana. Tak banyak tamu yang diundang dalam acara itu.

Tak selamanya semua orang yang ada disana ikut berbahagia atas pernikahan Hyun Hyo dan Yesung. Ada seorang namja yang sedari tadi hanya terdiam menatap mereka yang terus memamerkan senyuman kebahagiaan. Ya. Namja itu adalah Donghae. Tak bisa ia pungkiri bahwa ia masih sangat mencintai yeoja bermarga Shin itu. Tak kurang sedikitpun rasa cintanya terhadap yeoja itu. Ingin rasanya ia ikut berbahagia melihat yeoja yang ia cintai sedang berbahagia saat ini. Namun ia tak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa hatinya masih terasa sakit bahkan sangat sakit saat melihat Hyun Hyo harus mengucapkan janji suci dialtar bersama namja lain.

Seakan sadar dengan keadaan tersebut, Hyun Hyo sesekali melirik kearah Donghae yang sedari tadi menjauh darinya dan Yesung. Ia tahu bahwa namja itu masih menyimpan rasa dengannya. Tak ada niat untuk menyakitinya sama sekali. Hanya saja ia tak mau membuat perasaannya menderita karena pada kenyataannya ia mencintai seorang Kim Yesung bukan Lee Donghae.

Malam telah tiba. Sinar rembulan dengan terangnya menyinari bumi menggantikan matahari dengan ditemani banyaknya bintang yang tersebar dilangit dengan indahnya. Hembusan angin juga cukup membuat tubuh bergetar kedinginan dan menimbulkan suara dari dedaunan yang saling bersinggungan satu sama lainnya.

Sunyi. Itulah kesan yang terdapat didalam kamar pengantin baru ini. Tak ada yang berani membuka pembicaraan diantara keduanya. Mereka hanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“Hyun-ie” Hyun Hyo menoleh saat menyadari namja yang baru beberapa jam yang lalu menjadi suaminya itu baru saja memanggilnya.
“Nde, Oppa? Kau butuh sesuatu?”
“Aniya. Aku hanya heran kenapa kau terus diam?” tanya Yesung.
“Aku hanya belum terbiasa tidur satu bed dengan namja” jawab Hyun Hyo.

Yesung tersenyum simpul saat mendengar penuturan dari istrinya itu. Ia menghela napasnya sejenak.
“Itu biasa. Lama kelamaan kau akan terbiasa” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk. Yeoja itu lantas melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.
“Sudah malam. Tidurlah, Oppa”
“Tapi kau juga harus tidur” Hyun Hyo mengangguk. Mereka pun segera merebahkan diri mereka masing-masing.

Tak selamanya pernikahan Hyun Hyo dan Yesung emmbawa kebahagiaan bagi semua orang. Itulah yang dirasakan Donghae. Namja itu harus dengan terpaksa melepas yeoja yang sangat ia cintai untuk namja lain. Ia memang sangat ingin ikut berbahagia melihat yeoja yang ia sangat ia cintai selama bertahun-tahun ini telah mendapatkan seorang namja yang sesuai dengannya. Tapi ia tak bisa mengingkari perasaannya. Didalam benak hatinya ia ingin sekali berteriak dan menarik paksa Hyun Hyo saat yeoja itu mengucapkan janji suci bersama namja lain dialtar tadi.

Donghae melirik sekilas sebuah foto yang ia pasang dibingkai yang ia letakkan dimeja kecil dikamarnya. Ia perlahan mulai meraih foto itu. Bibirnya tersenyum manis saat melihat wajah Hyun Hyo yang tersenyum bersamanya didalam foto itu.
“Aku telah kalah. Mungkin kau belum jodohku, Hyun-ie. Berbahagialah bersama Yesung hyung” gumamnya dengan banyak sekali genangan air dikedua kelopak matanya.

Hari ini udara berhembus cukup kencang menandakan musim dingin akan segera tiba. Beberapa tetes salju juga terlihat sudah jatuh dimuka bumi ini. Namun cuaca dingin itu seakan tak terasa bagi pasangan ini. Mereka sama sekali tak merasakan dingin dengan masih berpelukan diranjang mereka. Hyun Hyo. Yeoja itu perlahan membuka matanya dan melihat suaminya sudah membuka matanya terlebih dahulu.
“Selamat pagi, Nyonya Kim” Hyun Hyo tersenyum.
“Selamat pagi juga, Tuan Kim” balas Hyun Hyo dengan mulai turun dari bednya dan membantu Yesung untuk duduk dikursi roda.

“Aku akan membuatkanmu sarapan” ucap Hyun Hyo.
“Kenapa tidak menyuruh ahjumma saja?”
“Yang istrimu itu aku atau ahjumma, heum? Mulai sekarang aku akan mengurusmu bukan sebagai salah satu pasienku atau sebagai namjachinguku lagi tapi sebagai suamiku” ucap Hyun Hyo dengan tersenyum manis.
“Nde. Arraseo”

Waktu memang masih sangat pagi. Namun keadaan Rumah Sakit tempat Donghae bekerja sudah nampak sangat ramai. Namja bermata sendu itu terlihat baru saja sampai disana. Sepanjang perjalanannya menuju keruangannya, ia banyak sekali mendengar pembicaraan para suster tentang pernikahan yang dihelat oleh Hyun Hyo kemarin.

“Kenapa Dokter Shin mau memiliki suami seperti itu? Apa dia tidak takut kalau tiba-tiba saja ia ditinggal oleh suaminya? Kulihat penyakitnya sudah cukup parah” ucap seorang suster.
“Kau benar. Dokter Shin itu kan cantik. Tapi kenapa dia mau memiliki suami seperti itu? Kalau aku jadi dia, aku mungkin akan mencari namja yang jauh lebih sempurna” ucap suster lainnya.

“Jika mau mengomentari sesuatu, langsung berhadapan saja dengan Dokter Shin. Jangan mengomentarinya dibelakang” sahut Donghae. Para suster itu hanya terdiam dan menunduk.
“Kalian hanya belum tahu siapa suami Dokter Shin yang sesungguhnya” para suster itu mulai mendongak heran.
“Maksud Dokter?”
“Kalian pasti tahu kalau dia salah satu pasienku. Dia namja yang berbeda dari namja yang lain. Dia kuat. Dan dia terus berusaha hidup untuk istrinya. Dia cukup tangguh melawan penyakitnya selama bertahun-tahun ini” jelas Donghae.
“Mianhaeyo, Dokter. Kami tidak bermaksud menjelek-jelekkan Dokter Shin maupun suaminya” ucap salah satu suster itu dengan membungkukkan badannya.
“Nde. Lain kali jangan pernah kalian menyalahi takdir Tuhan” para suster itu mengangguk.

Sebuah mantel berwarna hitam kesayangannya telah melekat ditubuh Hyun Hyo untuk menghangatkan dirinya. Ia telah berpenampilan rapi untuk segera berangkat ketempatnya bekerja. Surainya yang kini kecoklatan ia ikat satu keatas menampilkan lehernya yang jenjang. Polesan make up yang begitu minimalis justru membuat yeoja itu terlihat semakin cantik. Setelah dirasa cukup dengan penampilannya, ia pun segera keluar dari kamarnya.

Hyun Hyo terhenti langkahnya saat melihat Yesung yang mencoba untuk bisa bangkit dari kursi rodanya. Ia hany terdiam melihat namja itu bersusah payah disana. Hingga akhirnya ia sedikit berlari kearah namja itu saat menyadari Yesung hendak terjatuh darisana. Ia dengan sekuat tenaga menahan tubuh Yesung yang lebih besar darinya dan mendudukkannya kembali dikursi roda.

“Ada apa?” tanyanya.
“Aku hanya ingin mencoba berdiri dari kursi ini. Aku tidak mau selamanya duduk disini, Yeobo” Hyun Hyo yang berposisi berjongkok didepan Yesung, hanya menundukkan kepalanya seraya menggenggam erat tangan namja yang baru sehari menjadi suaminya itu.
“Kau tidak perlu memaksakan diri, Oppa”
“Tapi aku tidak mau terus begini” ucap Yesung dengan meneteskan air matanya.
“Oppa, aku sudah berkali-kali bilang padamu. Aku tidak pernah menuntutmu apapun, kan? Jika memang keadaannya begini biarkan saja. Ini akan membuatku berusaha untuk membuktikan bahwa aku bisa menjadi seorang istri yang baik untukmu. Jadi biarkan semua ini terjadi begitu saja. Jangan memaksakan dirimu untuk melakukan hal-hal yang bisa membahayakan untuk dirimu” Yesung mengangguk pelan.
“Baiklah aku akan berangkat ke Rumah Sakit dulu. Jika butuh apa-apa seperti biasa ahjumma akan membantumu” sekali lagi Yesung mengangguk. Sebelum pergi, Hyun Hyo mengecup sekilas pipi kiri suaminya dan tersenyum manis padanya.
~To Be Continue~

Sabtu, 18 April 2015

Miss Kim Yesung Super Junior

Annyeonghaseyo..
Entah apa yang membuatku ingin sekali menulis semua ini
Aku memang sedang merindukan sosok Kim Yesung Super Junior karena aku memanglah seorang Clouds
Entah berawal darimana aku bisa menyukai namja bermata sipit itu
Yang jelas suaranya dan senyumannya selalu bisa membuatku tersenyum bahagia

Yesung memang akan mengakhiri wajib militernya pada 5 Mei 2015 mendatang
Tapi meski waktunya sudah dekat, itu justru membuatku semakin dan semakin merindukannya
Senyumnya, suaranya, bahkan hingga kebiasaan buruknya pun aku merindukannya

Pernah aku bermimpi ingin sekali bertemu dengannya
Namun apa daya, sulit sekali atau bahkan sangat tidak mungkin untukku bisa bertemu dengannya hanya untuk mengatakan bahwa aku mengaguminya
Jarak yang jauh mungkin adalah faktor utamanya

Yesung memang tidak melihatku atau bahkan tidak menyadari keberadaanku diantara ribuan atau mungkin jutaan ELF yang ada
Namun aku percaya bahwa ia mencintaiku karena dia mencintai ELF
Jika dia mencintai ELF, itu berarti ia juga mencintaiku karena aku sebagian dari ELF
Benar bukan?

Jika melihat insiden pada tanggal 23 Maret 2013 yang tidak lain pada saat ia jatuh dipanggung SS5 Seoul, itu sangat membuatku terluka
Melihatnya menangis sangat membuat hatiku sakit
Ingin rasanya aku segera terbang ke Korea hanya untuk mengusap air matanya yang jatuh dipipinya dan mengatakan "Kami (ELF) tidak akan pernah kecewa dengan penampilanmu"

Melihatnya kembali keatas panggung dengan keadaan masih terluka, begitu membuatku terkagum-kagum padanya
Ia rela menahan rasa sakitnya hanya untuk menghibur ELF
Sebegitukah cintanya kau pada kami, Oppa?

Kim Yesung memang satu-satunya member SUPER JUNIOR yang menurutku bisa menyembunyikan rasa sedihnya dengan sangat baik pada semua orang
Ia tak pernah menangis didepan para member apalagi ELF jika hatinya sedang terluka
Kagum lagi? Itu pasti. Tak ada hal yang membuatku tak merasa kagum pada sosok Kim Yesung
Tak banyak yang kuinginkan darinya
Semoga saja ia selalu bisa membuat para ELF terutama Clouds merasa terhibur dengan penampilannya saat ia mengakhiri wajib militernya nanti...



Minggu, 12 April 2015

FF | Loyalty In Love Part 3

AUTOR            : Avi Yeoja Elforever
CAST               : SHIN HYUN HYO                KIM YESUNG
                           LEE DONGHAE                    OTHER
GENRE            : SAD-ROMANCE


“Oppa” Yesung tersenyum saat mendengar suara yeoja yang sangat ia cintai dan juga merasakan sentuhan lembut nan hangat milik yeojanya.
“Sedang apa?”
“Hanya menatap langit yang hari ini nampak cantik” ucap Yesung dengan senyuman khasnya.
“Tapi aku salah. Ada yang lebih cantik dibanding langit itu” tambahnya.
“Mwoya?”
“Neo. Kau jauh lebih cantik daripada langit itu, Hyun-ie” Hyun Hyo tersenyum.


                                                     ~Happy Reading~


 


Hyun Hyo perlahan mulai berlutut tepat didepan namja yang sangat dicintainya itu. Ia mengusap lembut tangan kanan namja bermata sipit itu.
“Oppa, kenapa kau selalu bisa membuatku tersenyum, heum?” Yesung tersenyum tipis.
“Molla. Aku hanya mengucapkan apa yang ada dihatiku” balas Yesung.
“Nanti Donghae oppa akan kemari untuk memeriksa keadaanmu, Oppa” ucap Hyun Hyo. Yesung hanya mengangguk mengerti.

Baru saja membicarakannya, suara bel rumah Hyun Hyo sudah terdengar dan mungkin Donghae sudah ada didepan rumah mewahnya. Yeoja itu segera bangkit dan berniat untuk membuka pintu utama yang ada dirumahnya. Yesung hanya terdiam dengan merasakan sentuhan Hyun Hyo yang perlahan mulai hilang.

Donghae. Namja itu kini memang sudah berdiri didepan rumah Hyun Hyo. Ia terlihat begitu tampan dengan mengenakan sebuah kemeja berwarna biru yang melekat indah ditubuhnya yang begitu atletis. Selain itu ia juga menjinjing kedua bagian lengannya keatas. Kedua matanya menelisik keseluruh penjuru taman depan rumah Hyun Hyo. Tak ada yang berubah. Itulah yang ia pikirkan saat ini.

“Oppa” Donghae menoleh dan tersenyum saat sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya.
“Annyeong, Hyun-ie”
“Mari masuk. Yesung oppa ada dikamarnya” Donghae mengangguk dan mulai mengikuti langkah Hyun Hyo dari belakang. Sama sewaktu didepan rumah tadi, Donghae juga menelusuri setiap sudut rumah itu. Memang tak ada yang berubah dari rumah yeoja cantik itu. Hingga akhirnya ia sampai dikamar milik Yesung.

Donghae tersenyum saat melihat Yesung yang duduk dikursi roda juga tersenyum kearahnya. Ia lantas mendekati namja yang 2 tahun lebih tua darinya itu.
“Aku akan meninggalkan kalian berdua disini” ucap Hyun Hyo.
“Nde. Gamsahamnida, Hyun-ie” ucap Donghae. Hyun Hyo lantas menutup pintu kamar itu dan meninggalkan kedua namja tampan itu.

“Bagaimana keadaanmu hari ini, Hyung?” tanya Donghae.
“Tak ada perubahan yang signifikan, Hae” Donghae mencoba tersenyum untuk membesarkan hati namja yang ada didepannya itu. Perbincangan pun terjadi diantara kedua namja berparas tampan itu. Tak lupa dokter muda itu juga memeriksa keadaan pasiennya yang tidak lain namjachingu dari seorang yeoja yang sangat ia cintai itu.

Putih. Warna yang disebut-sebut memiliki arti kesucian itu begitu mendominasi diseluruh sudut rumah mewah milik yeoja berprofesi dokter itu. Bagian dalam rumah itu terlihat cantik dengan berbagai lukisan yang hampir selalu ada disetiap sudut rumah itu. Ditambah lagi dengan adanya berbagai macam pernak-pernik dan beberapa guci indah yang terpasang disetiap sudut rumah mewah itu.

Dan kini sang pemilik rumah terlihat tengah berdiri mematung didekat jendela rumahnya dan melihat pemandangan yang disuguhkan melalui jendelanya. Ia menghela napasnya dengan sesekali melirik ke arah pintu kamar Yesung yang belum juga menunjukkan perubahan sejak tadi. Hingga akhirnya ia melihat Donghae keluar dari kamar Yesung. Ia pun segera menghampiri namja bermata sendu itu.

“Bagaimana kondisi terbarunya, Oppa?” tanya Hyun Hyo penuh antusias.
“Dia tidak memiliki perubahan yang begitu signifikan. Ku akui penyakit Yesung hyung sudah cukup parah. Aku takut ia akan sulit melakukan apapun” jelas Donghae dengan sedikit menundukkan kepalanya. Hyun Hyo pun juga begitu. Ia juga sedikit menundukkan kepalanya dengan menghela napasnya berat sekali. Sesekali terlihat genangan air dikedua pelupuk matanya yang mungkin bisa saja jatuh kapan saja.

Kesedihan. Sebuah perasaan yang bisa terjadi pada siapapun. Tak terkecuali seorang Kim Yesung. Bahkan kesedihan itu terjadi secara terus-menerus. Ia mengutuk dirinya sendiri mengapa ia harus mengidap penyakit brengsek itu. Disisi lain ia sangat ingin membahagiakan seorang yeoja yang sangat ia cintai. Namun ia tak bisa menolak takdir yang terjadi pada dirinya. Sekedar berbicara saja ia sangat sulit apalagi sampai ia bertindak sesuatu.

Dan kini namja bermata sipit itu terlihat tengah terdiam dengan bersandar dikepala bednya. Ia sesekali nampak meneteskan air matanya akibat penderitaannya saat ini. Ia mengedarkan pandangannya disetiap sudut kamar itu. Terlihat cukup banyak foto-foto yeojachingunya yang terpajang dikamar itu karena memang kamar itu adalah kamar Hyun Hyo. Ia tersenyum sekilas saat melihat senyuman indah Hyun Hyo yang disuguhkan difoto itu.

“Waeyo?” ia menoleh saat mendengar suara yang begitu ia kenal masuk kekamar itu.
“Kau terlihat cantik difoto-foto itu” ucap Yesung dengan tersenyum manis.
“Hanya difoto saja?” ucap Hyun Hyo dengan memiringkan sedikit kepalanya.
“Ah aniya. Tapi setiap hari kau terlihat cantik. Entah itu difoto ataupun didunia nyata” Hyun Hyo mulai mengembangkan senyumannya.

Yeoja manis itu perlahan mulai mendudukkan dirinya ditepi bed berwarna putih itu. Ia pun meraih tangan kanan Yesung yang berada tak jauh darinya. Ia menggenggamnya erat sekali seakan seraya menyalurkan perasaannya pada namja itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Yesung tersenyum. Begitupula dengan Hyun Hyo.

Mata cantik Hyun Hyo masih terlihat belum terpejam meski hari sudah cukup larut. Ia menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Ia berkali-kali mencoba untuk menutup kedua matanya namun hasilnya nihil. Karena bosan, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar yang berada disamping kamar yang ia tempati. Dilihatnya seorang namja sudah terlelap dan mungkin sekarang namja itu tengah terbawa kealam mimpi indahnya.

Hyun Hyo memberanikan diri untuk mendekati bed Yesung. Ia berjongkok tepat didepan wajah tampan milik Yesung. Damai. Itulah kesan yang Hyun Hyo dapatkan saat melihat Yesung yang sudah tertidur pulas. Namja manis itu sama sekali tidak nampak seperti orang yang sedang sakit. Seukir senyuman terlihat jelas diwajah Hyun Hyo. Perlahan yeoja cantik itu mulai mengulurkan satu tangannya untuk sekedar menyentuh wajah tampan namjachingunya.

Rumah Sakit. Sebuah tempat yang tak pernah sepi dari aktifitas manusia didalamnya. Raut-raut wajah kekhawatiran begitu menyelimuti tempat yang didominasi warna putih itu. Tak hanya itu, suara tangisan juga sudah menjadi hal biasa disana. Aroma obat-obatan pun seakan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi siapa saja yang bekerja disana ataupun yang menginap ditempat itu.

Terlihat banyak sekali para dokter dan suster disana yang berlarian kesana kemari untuk segera menangani seorang pasien. Tak terkecuali dengan dokter muda bermarga Shin ini. Hyun Hyo nampak sibuk sekali hari ini dengan pekerjaannya. Berkali-kali ia menghela napasnya panjang sekali hanya untuk sekedar menghilangkan rasa penatnya. Setelah dirasa selesai, ia segera keluar dari ruangan ICU dengan mengusap-usap wajahnya.

“Igo” Hyun Hyo mendongak dan mendapati Donghae ada didepannya dengan menyerahkan sehelai sapu tangan padanya.
“Untukku?”
“Tentu saja. Kulihat kau begitu lelah. Dan cepat seka keringatmu dengan ini” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk. Ia pun segera meraih sapu tangan berwarna biru itu dan mengusap wajahnya. Dihirupnya aroma khas Donghae yang melekat pada sapu tangan itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Donghae hanya tersenyum manis.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun sudah dilalui oleh setiap orang. Tidak berat memang melalui semua itu namun semua itu terasa berat bagi namja bernama lengkap Kim Yesung ini. Ia telah melalui semua itu dengan bersarangnya penyakit saraf motorik yang semakin lama semakin memburuk. Ia saat ini sudah sangat kesulitan untuk sekedar mengangkat tangannya. Namun dibalik semua itu ia masih bisa bersyukur kepada Tuhan karena kedua matanya masih bisa melihat betapa indahnya dunia ini dan betapa setianya sosok yeojachingu yang begitu mencintainya tanpa menuntut apapun darinya.

Selama kurang lebih 2 setengah tahun bersama, Hyun Hyo memang dengan tekun merawat dan menjaga namja lemah itu. Tak bisa baginya untuk meninggalkan namja itu berlama-lama. Meski Yesung tak bisa berbuat apa-apa untuknya, tapi ia tetap yakin Yesung masih bisa memberikan sebuah cinta yang tak ada tandingannya dibanding apapun untuk dirinya.

Banyak yang menyebut yeoja itu sebagai yeoja yang hebat. Ia masih bisa bertahan memiliki seorang namjachingu yang bahkan untuk berbicara saja kesulitan. Hebat memang. Seorang dokter muda yang memiliki otak cerdas dan berparas cantik mau memiliki seorang namjachingu yang serba keterbatasan sedangkan masih banyak sekali namja diluar sana yang mungkin sudah mengantri untuk menjadi namjachingunya.

Dan saat ini yeoja itu tengah tersenyum menatap kearah Yesung yang membelakanginya dengan menatap keluar jendela kamarnya. Mungkin namja itu tengah merindukan lembutnya sentuhan angin diluar sana. Hyun Hyo dengan  perlahan mulai melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati namja yang duduk dikursi roda itu.

GREB~

Yesung sedikit terkejut saat merasakan ada seseorang yang mendekapnya dari belakang. Ia tersenyum saat menyadari yeojachingu yang begitu ia cintai tengah mendekapnya dan menatapnya penuh cinta. Hyun Hyo melepas dekapannya dan mulai berjongkok tepat didepan Yesung. Ia mengusap lembut tangan kanan Yesung dengan terus menatap kedua onix tajam Yesung.

“Oppa, tak terasa sudah 2 tahun lebih kita bersama” Yesung hanya tersenyum.
“Apa kau tidak ingin menjalin hubungan yang lebih serius denganku?” ucap Hyun Hyo.
“Maksudmu?”
“Aku ingin menjadi istrimu, Oppa” Yesung cukup tercengang dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Hyun Hyo.

“Kau yakin dengan yang kau ucapkan tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu mencintainya walau keadaannya serba terbatas.



~To Be Continue~

Sabtu, 11 April 2015

FF | Loyalty in Love Part 2

AUTOR        : Avi Yeoja Elforever
CAST           : SHIN HYUN HYO                KIM YESUNG
                       LEE DONGHAE                    OTHER
GENRE        : SAD-ROMANCE


Yesung tersenyum sekilas. Ia berpikir sejenak untuk menyusun kata-kata yang akan keluar dari mulutnya agar ia tak malu pada yeoja yang berada didepannya ini.
“Aku sedang merasakan sesuatu akhir-akhir ini” ucap Yesung yang membuat Hyun Hyo bertanya-tanya.
“Merasakan apa? Kau sakit, gelisah, resah, atau.....”
“Aku sedang jatuh cinta” potong Yesung yang langsung membuat Hyun Hyo terhenyak.
 
                                             ~Happy Reading~
 
 
“Jatuh cinta? Dengan siapa?”
“Dengan seorang dokter yang menurutku sangat sempurna. Mungkin bukan hanya menurutku tapi menurut semua orang yang sudah mengenalnya” Hyun Hyo terdiam.
“Dokter? Dia bekerja dimana? Apa dia bekerja disini?”
“Nde. Dia selalu menemuiku setiap hari”

Hyun Hyo terdiam dan mulai memikirkan sesuatu. Ia menggerak-gerakkan bola matanya dengan mencoba mencari tau siapa yeoja itu.
“Tapi sepertinya dokter muda disini hanya aku dan Donghae oppa” ucap Hyun Hyo. Yesung tersenyum.
“Memang” balas Yesung singkat.
“Apa mungkin kau.......?” Yesung kembali tersenyum.
“Nde. Aku mencintaimu, Hyun-ie” Hyun Hyo hanya terdiam dengan menatap lekat kedua onix Yesung.

Rasanya ingin sekali bagi Hyun Hyo untuk berteriak kegirangan sekencang mungkin karena ia sama sekali tak menyangka bahwa namja yang selama ini juga ia sukai telah menyatakan perasaannya padanya. Salah tingkah? Itu pasti. Hyun Hyo saat ini memang sedang salah tingkah didepan Yesung. Ia bingung harus menyembunyikan ekpresi kegirangannya dimana. Entah mengapa ia jadi tak berani menatap wajah Yesung seperti hal yang biasanya ia lakukan setiap hari pada namja itu.

“Ada apa? Ah aku tau kau pasti tidak mau menjadi yeojachinguku, kan? Dan itu dikarenakan aku yang memiliki penyakit brengsek ini. Wajar jika kau tidak mau denganku, Hyun-ie. Aku dapat memahaminya. Mungkin kau sudah menyukai nam...........”
“Siapa bilang aku tidak mau?”
“Mwoya?”
“Aku mau menjadi yeojachingumu dan aku tidak mempermasalahkan mengenai kondisimu yang seperti ini. Aku ingin kita bersama seumur hidup kita. Dan jika itu tidak berlangsung lama, maka itulah takdir kita yang sebenarnya” ucap Hyun Hyo penuh keyakinan.
“Kau serius dengan yang kau ucapkan tadi?”
“Apa aku pernah bercanda denganmu?” Yesung tersenyum. Begitu pula dengan Hyun Hyo.

Semakin siang matahari semakin menunjukkan jati dirinya. Cuaca panas mulai terasa di Ibukota Korea Selatan itu. Langit terlihat berwarna sapphire blue yang dipercantik dengan awan stratus yang menyebar disetiap sisi langit yang indah disiang hari itu. Hembusan angin yang tak begitu kencang juga membuat siapapun pasti ingin keluar dari ruangan mereka dan merasakan tusukan sejuk dari tiupan angin dimusim semi tahun ini.

Donghae. Namja itu kini tengah berdiri mematung ditaman Rumah Sakit tempatnya bekerja seraya menatap fokus kearah langit. Ia terlihat tengah menunggu seseorang disana. Kedua mata sendunya terkadang menyempatkan untuk mencari keberadaan seseorang yang ia tunggu dengan sesekali kembali menatap indahnya langit.

“Donghae oppa” Donghae menoleh. Ia akhirnya tersenyum saat melihat seseorang yang ia tunggu akhirnya datang menghampirinya. Ya. Siapa lagi jika bukan Hyun Hyo. Yeoja itu berlari kecil untuk menghampiri namja yang sedikit lebih tua darinya itu.
“Ada apa oppa memintaku kemari? Apa ada sesuatu yang penting?” tanyanya dengan suara sedikit berat yang memang ia miliki sejak kecil.

“Ada sesuatu yang mungkin sangat perlu kubicarakan padamu, Hyun-ie” ucap Donghae dengan memasukkan kedua tangannya disaku jasnya.
“Mwoya? Sepertinya memang penting” balas Hyun Hyo.
“Ini memang penting bagiku. Tapi entah ini akan menjadi hal yang penting bagimu atau tidak” Hyun Hyo terdiam dengan masih menatap wajah Donghae yang menurutnya tak berubah dari pertama ia mengenalnya.

“Hal apa yang menurutmu penting itu, Oppa?” tanya Hyun Hyo.
“Hyun-ie, sudah berapa lama kita bekerja ditempat yang sama?” Hyun Hyo terdiam sejenak.
“Dua tahun.... mungkin”
“Apa kau tau sesuatu? Selama itu pula aku memendam semua perasaanku padamu” ucap Donghae dengan menatap lembut kedua mata Hyun Hyo.

“Maksudmu..............?”
“Nde, Hyun-ie. Saranghae” Hyun Hyo terhenyak dengan pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Donghae. Ia tertunduk dan menghela napasnya berat.
“Ada apa, Hyun-ie? Kau tidak menyukaiku?” tanya Donghae.
“Bukannya aku tidak menyukaimu, Oppa. Selama ini aku hanya menganggapmu sebagai oppaku saja. Tidak lebih. Lagipula kau terlambat sedikit dari Yesung oppa” jawab Hyun Hyo dengan suara berat.
“Yesung hyung? Apa dia sudah mendapatkan hatimu?” Hyun Hyo mengangguk pelan.
“Kapan?”
“Baru sekitar 2 jam lalu” Donghae menghela napasnya dan mencoba tersenyum. Ia lalu berlalu darisana meninggalkan Hyun Hyo tanpa berucap apapun.

Yeoja cantik itu tertunduk dengan masih mematung ditempatnya berada. Ia memejamkan kedua matanya dengan perasaan bersalah yang menurutnya begitu menyakiti hati Donghae. Hatinya sakit saat melihat namja yang sudah seperti oppanya itu tadi terlihat berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya. Namun yeoja itu tak bisa membohongi perasaannya. Ia mencintai Yesung bukan Donghae. Ia menghela napasnya panjang dan segera berlalu darisana.

Yeoja cantik dengan sebutan Dokter Shin itu nampak berjalan dengan memasukkan kedua tangannya kesaku jasnya. Tak lupa ia menebar senyum kepada siapapun yang berpapasan dengannya. Hingga akhirnya ia sampai didepan pintu ruangan milik namjachingu barunya. Ia menahan tangannya untuk memutar knop pintu saat mendengar percakapan antara Yesung dengan suara seorang namja yang begitu ia kenal. Ya. Ada Donghae didalam ruangan Yesung.

“Aku senang kau bisa mendapatkan hati Hyun  Hyo, Hyung. Kau benar-benar namja yang beruntung” ucap Donghae yang terdengar cukup jelas ditelinga Hyun Hyo.
“Kurasa juga begitu, Hae-ah. Tak kusangka ia juga menyukaiku” balas Yesung.
“Cintai dia sepenuh hatimu, Hyung. Dia yeoja yang baik” ucap Donghae dengan menepuk bahu kanan Yesung yang tengah berbaring.
“Itu pasti” balas Yesung dengan senyuman khasnya.

CKLEK~

Dua namja tampan itu menoleh saat yeoja yang dibicarakan memutuskan untuk masuk keruangan itu. Mata Donghae langsung menangkap kedua mata Hyun Hyo yang masih berada diambang pintu. Terlihat jelas raut wajah Donghae kacau dan memaksakan senyumannya didepan Yesung.Matanya nampak lebih sendu dari biasanya.

“Aku keluar dulu, Hyung. Yeojachingumu sudah datang untuk menjagamu rupanya” canda Donghae yang mungkin dipaksakan. Perlahan namja itu mulai berjalan kearah pintu yang masih terbuka. Ia tersenyum kearah Hyun Hyo saat ia melewati yeoja itu. Hyun Hyo hanya terdiam dengan meneguk air liurnya dan menghela napasnya berat.

“Hyun-ie, ada apa? Kau ada masalah?” tanya Yesung setelah Donghae berlalu darisana. Hyun Hyo pun segera bergerak mendekati Yesung.
“Oppa, kau tidak lihat ada yang berbeda dari Donghae oppa, heum?” tanya Hyun Hyo. Yesung menggeleng pelan.
“Aku telah menyakiti hatinya, Oppa” Yesung sedikit terkejut.
“Menyakiti hatinya? Apa yang kau lakukan?” tanya Yesung.
“Dia sebenarnya menyukaiku. Dan dia telah menyatakan perasaannya padaku tadi” Yesung semakin terkejut.
“Dia menyukaimu?” Hyun Hyo mengangguk.

Yesung terdiam dan menatap wajah yeojachingu barunya itu yang menurutnya dipenuhi oleh rasa bersalah didalam lubuk hatinya. Perlahan ia mencoba untuk meraih tangan kanan Hyun Hyo yang berada tak jauh dari tangan kirinya.
“Jika kau merasa bersalah, sekarang tanyakan pada lubuk hatimu yang terdalam. Apakah kau mencintaiku yang pada aslinya hanya seorang pasien yang baru kau kenal selama 2 minggu ini ataukah kau mencintai Donghae yang sudah kau kenal selama 2 tahun ini?” ucap Yesung dengan bijaksana.

Hyun Hyo hanya terdiam mendengar dan mencoba mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut namjachingunya yang menurutnya sangat dewasa. Ia memejamkan matanya sejenak.
“Aku mencintaimu, Oppa. Dan aku memang menyayangi Donghae oppa tapi sebagai oppaku bukan namjachinguku” ucap Hyun Hyo.
“Kau yakin dengan apa yang kau ucapkan?” Hyun Hyo mengangguk.
“Sangat yakin, Oppa” ucap Hyun Hyo.

Donghae. Namja itu hanya bisa duduk terdiam diruangannya dengan menatap salah satu foto Hyun Hyo yang tengah tersenyum bersama dirinya. Didalam hati kecilnya, ia sangat marah karena ia gagal mendapatkan hati yeoja cantik itu. Namun disisi lain, ia memang telah kalah cepat dengan Yesung, seorang pasien yang baru ia dan Hyun Hyo kenal selama 2 minggu ini.
“Hyun Hyo memang bukan takdirku. Aku harus melepasnya untuk Yesung hyung” gumamnya.

Waktu terus bergulir dengan cepat. Sudah selama 3 bulan ini Yesung mengidap penyakit itu. Dan selama itu pula keadaannya semakin menurun. Seluruh tubuh Yesung menjadi mengecil. Bahkan kedua kakinya sudah membengkok karena tulang-tulangnya sudah mengecil. Ditambah lagi saraf motorik itu sudah menyerang bagian mulutnya yang menyebabkan ia menjadi kesulitan untuk berbicara.

Setelah pulang dari Rumah sakit, Hyun Hyo memutuskan untuk membawa Yesung kerumahnya. Setidaknya ia bisa terus mengontrol kondisi Yesung meski tidak sepenuhnya. Yeoja itu sesekali masih membawa Yesung untuk bertemu dengan Donghae untuk mengetahui kondisinya yang sebenarnya karena memang Donghae lah dokter yang menangani Yesung selama ini.

Dan kini namja bersurai hitam pekat itu terlihat terdiam dikamarnya dengan duduk disebuah kursi roda miliknya. Mata sipit nan tajamnya menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Hingga ia tak sadar ada sepasang mata indah yang terus menatapnya diambang pintu. Pemilik mata itu perlahan mulai mendekati namja bermarga Kim itu.

“Oppa” Yesung tersenyum saat mendengar suara yeoja yang sangat ia cintai dan juga merasakan sentuhan lembut nan hangat milik yeojanya.
“Sedang apa?”
“Hanya menatap langit yang hari ini nampak cantik” ucap Yesung dengan senyuman khasnya.
“Tapi aku salah. Ada yang lebih cantik dibanding langit itu” tambahnya.
“Mwoya?”
“Neo. Kau jauh lebih cantik daripada langit itu, Hyun-ie” Hyun Hyo tersenyum.
 
 
~To Be Continue~