CAST : SHIN HYUN HYO KIM YESUNG
LEE DONGHAE OTHER
GENRE : SAD-ROMANCE
“Oppa” Yesung tersenyum saat
mendengar suara yeoja yang sangat ia cintai dan juga merasakan sentuhan lembut
nan hangat milik yeojanya.
“Sedang apa?”
“Hanya menatap langit yang hari ini
nampak cantik” ucap Yesung dengan senyuman khasnya.
“Tapi aku salah. Ada yang lebih
cantik dibanding langit itu” tambahnya.
“Mwoya?”
“Neo. Kau jauh lebih cantik daripada langit itu,
Hyun-ie” Hyun Hyo tersenyum.~Happy Reading~
Hyun Hyo perlahan mulai berlutut
tepat didepan namja yang sangat dicintainya itu. Ia mengusap lembut tangan
kanan namja bermata sipit itu.
“Oppa, kenapa kau selalu bisa
membuatku tersenyum, heum?” Yesung tersenyum tipis.
“Molla. Aku hanya mengucapkan apa
yang ada dihatiku” balas Yesung.
“Nanti Donghae oppa akan kemari
untuk memeriksa keadaanmu, Oppa” ucap Hyun Hyo. Yesung hanya mengangguk
mengerti.
Baru saja membicarakannya, suara bel
rumah Hyun Hyo sudah terdengar dan mungkin Donghae sudah ada didepan rumah
mewahnya. Yeoja itu segera bangkit dan berniat untuk membuka pintu utama yang
ada dirumahnya. Yesung hanya terdiam dengan merasakan sentuhan Hyun Hyo yang
perlahan mulai hilang.
Donghae. Namja itu kini memang sudah
berdiri didepan rumah Hyun Hyo. Ia terlihat begitu tampan dengan mengenakan
sebuah kemeja berwarna biru yang melekat indah ditubuhnya yang begitu atletis.
Selain itu ia juga menjinjing kedua bagian lengannya keatas. Kedua matanya
menelisik keseluruh penjuru taman depan rumah Hyun Hyo. Tak ada yang berubah.
Itulah yang ia pikirkan saat ini.
“Oppa” Donghae menoleh dan tersenyum
saat sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya.
“Annyeong, Hyun-ie”
“Mari masuk. Yesung oppa ada
dikamarnya” Donghae mengangguk dan mulai mengikuti langkah Hyun Hyo dari
belakang. Sama sewaktu didepan rumah tadi, Donghae juga menelusuri setiap sudut
rumah itu. Memang tak ada yang berubah dari rumah yeoja cantik itu. Hingga
akhirnya ia sampai dikamar milik Yesung.
Donghae tersenyum saat melihat
Yesung yang duduk dikursi roda juga tersenyum kearahnya. Ia lantas mendekati
namja yang 2 tahun lebih tua darinya itu.
“Aku akan meninggalkan kalian berdua
disini” ucap Hyun Hyo.
“Nde. Gamsahamnida, Hyun-ie” ucap
Donghae. Hyun Hyo lantas menutup pintu kamar itu dan meninggalkan kedua namja
tampan itu.
“Bagaimana keadaanmu hari ini,
Hyung?” tanya Donghae.
“Tak ada perubahan yang signifikan,
Hae” Donghae mencoba tersenyum untuk membesarkan hati namja yang ada didepannya
itu. Perbincangan pun terjadi diantara kedua namja berparas tampan itu. Tak
lupa dokter muda itu juga memeriksa keadaan pasiennya yang tidak lain
namjachingu dari seorang yeoja yang sangat ia cintai itu.
Putih. Warna yang disebut-sebut
memiliki arti kesucian itu begitu mendominasi diseluruh sudut rumah mewah milik
yeoja berprofesi dokter itu. Bagian dalam rumah itu terlihat cantik dengan
berbagai lukisan yang hampir selalu ada disetiap sudut rumah itu. Ditambah lagi
dengan adanya berbagai macam pernak-pernik dan beberapa guci indah yang
terpasang disetiap sudut rumah mewah itu.
Dan kini sang pemilik rumah terlihat
tengah berdiri mematung didekat jendela rumahnya dan melihat pemandangan yang
disuguhkan melalui jendelanya. Ia menghela napasnya dengan sesekali melirik ke
arah pintu kamar Yesung yang belum juga menunjukkan perubahan sejak tadi.
Hingga akhirnya ia melihat Donghae keluar dari kamar Yesung. Ia pun segera
menghampiri namja bermata sendu itu.
“Bagaimana kondisi terbarunya,
Oppa?” tanya Hyun Hyo penuh antusias.
“Dia tidak memiliki perubahan yang
begitu signifikan. Ku akui penyakit Yesung hyung sudah cukup parah. Aku takut
ia akan sulit melakukan apapun” jelas Donghae dengan sedikit menundukkan
kepalanya. Hyun Hyo pun juga begitu. Ia juga sedikit menundukkan kepalanya
dengan menghela napasnya berat sekali. Sesekali terlihat genangan air dikedua
pelupuk matanya yang mungkin bisa saja jatuh kapan saja.
Kesedihan. Sebuah perasaan yang bisa
terjadi pada siapapun. Tak terkecuali seorang Kim Yesung. Bahkan kesedihan itu
terjadi secara terus-menerus. Ia mengutuk dirinya sendiri mengapa ia harus
mengidap penyakit brengsek itu. Disisi lain ia sangat ingin membahagiakan
seorang yeoja yang sangat ia cintai. Namun ia tak bisa menolak takdir yang
terjadi pada dirinya. Sekedar berbicara saja ia sangat sulit apalagi sampai ia
bertindak sesuatu.
Dan kini namja bermata sipit itu
terlihat tengah terdiam dengan bersandar dikepala bednya. Ia sesekali nampak
meneteskan air matanya akibat penderitaannya saat ini. Ia mengedarkan
pandangannya disetiap sudut kamar itu. Terlihat cukup banyak foto-foto
yeojachingunya yang terpajang dikamar itu karena memang kamar itu adalah kamar
Hyun Hyo. Ia tersenyum sekilas saat melihat senyuman indah Hyun Hyo yang
disuguhkan difoto itu.
“Waeyo?” ia menoleh saat mendengar
suara yang begitu ia kenal masuk kekamar itu.
“Kau terlihat cantik difoto-foto
itu” ucap Yesung dengan tersenyum manis.
“Hanya difoto saja?” ucap Hyun Hyo
dengan memiringkan sedikit kepalanya.
“Ah aniya. Tapi setiap hari kau
terlihat cantik. Entah itu difoto ataupun didunia nyata” Hyun Hyo mulai mengembangkan
senyumannya.
Yeoja manis itu perlahan mulai
mendudukkan dirinya ditepi bed berwarna putih itu. Ia pun meraih tangan kanan
Yesung yang berada tak jauh darinya. Ia menggenggamnya erat sekali seakan
seraya menyalurkan perasaannya pada namja itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Yesung
tersenyum. Begitupula dengan Hyun Hyo.
Mata cantik Hyun Hyo masih terlihat
belum terpejam meski hari sudah cukup larut. Ia menoleh ke arah jam yang
menunjukkan pukul 11 malam. Ia berkali-kali mencoba untuk menutup kedua matanya
namun hasilnya nihil. Karena bosan, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya
dan menuju ke kamar yang berada disamping kamar yang ia tempati. Dilihatnya
seorang namja sudah terlelap dan mungkin sekarang namja itu tengah terbawa
kealam mimpi indahnya.
Hyun Hyo memberanikan diri untuk
mendekati bed Yesung. Ia berjongkok tepat didepan wajah tampan milik Yesung.
Damai. Itulah kesan yang Hyun Hyo dapatkan saat melihat Yesung yang sudah
tertidur pulas. Namja manis itu sama sekali tidak nampak seperti orang yang
sedang sakit. Seukir senyuman terlihat jelas diwajah Hyun Hyo. Perlahan yeoja
cantik itu mulai mengulurkan satu tangannya untuk sekedar menyentuh wajah
tampan namjachingunya.
Rumah Sakit. Sebuah tempat yang tak
pernah sepi dari aktifitas manusia didalamnya. Raut-raut wajah kekhawatiran
begitu menyelimuti tempat yang didominasi warna putih itu. Tak hanya itu, suara
tangisan juga sudah menjadi hal biasa disana. Aroma obat-obatan pun seakan
sudah menjadi makanan sehari-hari bagi siapa saja yang bekerja disana ataupun
yang menginap ditempat itu.
Terlihat banyak sekali para dokter
dan suster disana yang berlarian kesana kemari untuk segera menangani seorang
pasien. Tak terkecuali dengan dokter muda bermarga Shin ini. Hyun Hyo nampak
sibuk sekali hari ini dengan pekerjaannya. Berkali-kali ia menghela napasnya
panjang sekali hanya untuk sekedar menghilangkan rasa penatnya. Setelah dirasa
selesai, ia segera keluar dari ruangan ICU dengan mengusap-usap wajahnya.
“Igo” Hyun Hyo mendongak dan
mendapati Donghae ada didepannya dengan menyerahkan sehelai sapu tangan
padanya.
“Untukku?”
“Tentu saja. Kulihat kau begitu
lelah. Dan cepat seka keringatmu dengan ini” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk.
Ia pun segera meraih sapu tangan berwarna biru itu dan mengusap wajahnya.
Dihirupnya aroma khas Donghae yang melekat pada sapu tangan itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Donghae hanya
tersenyum manis.
Hari demi hari, bulan demi bulan,
tahun demi tahun sudah dilalui oleh setiap orang. Tidak berat memang melalui
semua itu namun semua itu terasa berat bagi namja bernama lengkap Kim Yesung
ini. Ia telah melalui semua itu dengan bersarangnya penyakit saraf motorik yang
semakin lama semakin memburuk. Ia saat ini sudah sangat kesulitan untuk sekedar
mengangkat tangannya. Namun dibalik semua itu ia masih bisa bersyukur kepada
Tuhan karena kedua matanya masih bisa melihat betapa indahnya dunia ini dan
betapa setianya sosok yeojachingu yang begitu mencintainya tanpa menuntut
apapun darinya.
Selama kurang lebih 2 setengah tahun
bersama, Hyun Hyo memang dengan tekun merawat dan menjaga namja lemah itu. Tak
bisa baginya untuk meninggalkan namja itu berlama-lama. Meski Yesung tak bisa
berbuat apa-apa untuknya, tapi ia tetap yakin Yesung masih bisa memberikan
sebuah cinta yang tak ada tandingannya dibanding apapun untuk dirinya.
Banyak yang menyebut yeoja itu
sebagai yeoja yang hebat. Ia masih bisa bertahan memiliki seorang namjachingu
yang bahkan untuk berbicara saja kesulitan. Hebat memang. Seorang dokter muda
yang memiliki otak cerdas dan berparas cantik mau memiliki seorang namjachingu
yang serba keterbatasan sedangkan masih banyak sekali namja diluar sana yang
mungkin sudah mengantri untuk menjadi namjachingunya.
Dan saat ini yeoja itu tengah
tersenyum menatap kearah Yesung yang membelakanginya dengan menatap keluar
jendela kamarnya. Mungkin namja itu tengah merindukan lembutnya sentuhan angin
diluar sana. Hyun Hyo dengan perlahan
mulai melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati namja yang duduk dikursi roda
itu.
GREB~
Yesung sedikit terkejut saat
merasakan ada seseorang yang mendekapnya dari belakang. Ia tersenyum saat
menyadari yeojachingu yang begitu ia cintai tengah mendekapnya dan menatapnya
penuh cinta. Hyun Hyo melepas dekapannya dan mulai berjongkok tepat didepan
Yesung. Ia mengusap lembut tangan kanan Yesung dengan terus menatap kedua onix
tajam Yesung.
“Oppa, tak terasa sudah 2 tahun
lebih kita bersama” Yesung hanya tersenyum.
“Apa kau tidak ingin menjalin
hubungan yang lebih serius denganku?” ucap Hyun Hyo.
“Maksudmu?”
“Aku ingin menjadi istrimu, Oppa”
Yesung cukup tercengang dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Hyun
Hyo.
“Kau yakin dengan yang kau ucapkan
tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak
akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan
berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum
simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan
berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan
sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin
menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan
sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata
Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu
mencintainya walau keadaannya serba terbatas.
~To Be Continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar