Minggu, 12 April 2015

FF | Loyalty In Love Part 3

AUTOR            : Avi Yeoja Elforever
CAST               : SHIN HYUN HYO                KIM YESUNG
                           LEE DONGHAE                    OTHER
GENRE            : SAD-ROMANCE


“Oppa” Yesung tersenyum saat mendengar suara yeoja yang sangat ia cintai dan juga merasakan sentuhan lembut nan hangat milik yeojanya.
“Sedang apa?”
“Hanya menatap langit yang hari ini nampak cantik” ucap Yesung dengan senyuman khasnya.
“Tapi aku salah. Ada yang lebih cantik dibanding langit itu” tambahnya.
“Mwoya?”
“Neo. Kau jauh lebih cantik daripada langit itu, Hyun-ie” Hyun Hyo tersenyum.


                                                     ~Happy Reading~


 


Hyun Hyo perlahan mulai berlutut tepat didepan namja yang sangat dicintainya itu. Ia mengusap lembut tangan kanan namja bermata sipit itu.
“Oppa, kenapa kau selalu bisa membuatku tersenyum, heum?” Yesung tersenyum tipis.
“Molla. Aku hanya mengucapkan apa yang ada dihatiku” balas Yesung.
“Nanti Donghae oppa akan kemari untuk memeriksa keadaanmu, Oppa” ucap Hyun Hyo. Yesung hanya mengangguk mengerti.

Baru saja membicarakannya, suara bel rumah Hyun Hyo sudah terdengar dan mungkin Donghae sudah ada didepan rumah mewahnya. Yeoja itu segera bangkit dan berniat untuk membuka pintu utama yang ada dirumahnya. Yesung hanya terdiam dengan merasakan sentuhan Hyun Hyo yang perlahan mulai hilang.

Donghae. Namja itu kini memang sudah berdiri didepan rumah Hyun Hyo. Ia terlihat begitu tampan dengan mengenakan sebuah kemeja berwarna biru yang melekat indah ditubuhnya yang begitu atletis. Selain itu ia juga menjinjing kedua bagian lengannya keatas. Kedua matanya menelisik keseluruh penjuru taman depan rumah Hyun Hyo. Tak ada yang berubah. Itulah yang ia pikirkan saat ini.

“Oppa” Donghae menoleh dan tersenyum saat sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya.
“Annyeong, Hyun-ie”
“Mari masuk. Yesung oppa ada dikamarnya” Donghae mengangguk dan mulai mengikuti langkah Hyun Hyo dari belakang. Sama sewaktu didepan rumah tadi, Donghae juga menelusuri setiap sudut rumah itu. Memang tak ada yang berubah dari rumah yeoja cantik itu. Hingga akhirnya ia sampai dikamar milik Yesung.

Donghae tersenyum saat melihat Yesung yang duduk dikursi roda juga tersenyum kearahnya. Ia lantas mendekati namja yang 2 tahun lebih tua darinya itu.
“Aku akan meninggalkan kalian berdua disini” ucap Hyun Hyo.
“Nde. Gamsahamnida, Hyun-ie” ucap Donghae. Hyun Hyo lantas menutup pintu kamar itu dan meninggalkan kedua namja tampan itu.

“Bagaimana keadaanmu hari ini, Hyung?” tanya Donghae.
“Tak ada perubahan yang signifikan, Hae” Donghae mencoba tersenyum untuk membesarkan hati namja yang ada didepannya itu. Perbincangan pun terjadi diantara kedua namja berparas tampan itu. Tak lupa dokter muda itu juga memeriksa keadaan pasiennya yang tidak lain namjachingu dari seorang yeoja yang sangat ia cintai itu.

Putih. Warna yang disebut-sebut memiliki arti kesucian itu begitu mendominasi diseluruh sudut rumah mewah milik yeoja berprofesi dokter itu. Bagian dalam rumah itu terlihat cantik dengan berbagai lukisan yang hampir selalu ada disetiap sudut rumah itu. Ditambah lagi dengan adanya berbagai macam pernak-pernik dan beberapa guci indah yang terpasang disetiap sudut rumah mewah itu.

Dan kini sang pemilik rumah terlihat tengah berdiri mematung didekat jendela rumahnya dan melihat pemandangan yang disuguhkan melalui jendelanya. Ia menghela napasnya dengan sesekali melirik ke arah pintu kamar Yesung yang belum juga menunjukkan perubahan sejak tadi. Hingga akhirnya ia melihat Donghae keluar dari kamar Yesung. Ia pun segera menghampiri namja bermata sendu itu.

“Bagaimana kondisi terbarunya, Oppa?” tanya Hyun Hyo penuh antusias.
“Dia tidak memiliki perubahan yang begitu signifikan. Ku akui penyakit Yesung hyung sudah cukup parah. Aku takut ia akan sulit melakukan apapun” jelas Donghae dengan sedikit menundukkan kepalanya. Hyun Hyo pun juga begitu. Ia juga sedikit menundukkan kepalanya dengan menghela napasnya berat sekali. Sesekali terlihat genangan air dikedua pelupuk matanya yang mungkin bisa saja jatuh kapan saja.

Kesedihan. Sebuah perasaan yang bisa terjadi pada siapapun. Tak terkecuali seorang Kim Yesung. Bahkan kesedihan itu terjadi secara terus-menerus. Ia mengutuk dirinya sendiri mengapa ia harus mengidap penyakit brengsek itu. Disisi lain ia sangat ingin membahagiakan seorang yeoja yang sangat ia cintai. Namun ia tak bisa menolak takdir yang terjadi pada dirinya. Sekedar berbicara saja ia sangat sulit apalagi sampai ia bertindak sesuatu.

Dan kini namja bermata sipit itu terlihat tengah terdiam dengan bersandar dikepala bednya. Ia sesekali nampak meneteskan air matanya akibat penderitaannya saat ini. Ia mengedarkan pandangannya disetiap sudut kamar itu. Terlihat cukup banyak foto-foto yeojachingunya yang terpajang dikamar itu karena memang kamar itu adalah kamar Hyun Hyo. Ia tersenyum sekilas saat melihat senyuman indah Hyun Hyo yang disuguhkan difoto itu.

“Waeyo?” ia menoleh saat mendengar suara yang begitu ia kenal masuk kekamar itu.
“Kau terlihat cantik difoto-foto itu” ucap Yesung dengan tersenyum manis.
“Hanya difoto saja?” ucap Hyun Hyo dengan memiringkan sedikit kepalanya.
“Ah aniya. Tapi setiap hari kau terlihat cantik. Entah itu difoto ataupun didunia nyata” Hyun Hyo mulai mengembangkan senyumannya.

Yeoja manis itu perlahan mulai mendudukkan dirinya ditepi bed berwarna putih itu. Ia pun meraih tangan kanan Yesung yang berada tak jauh darinya. Ia menggenggamnya erat sekali seakan seraya menyalurkan perasaannya pada namja itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Yesung tersenyum. Begitupula dengan Hyun Hyo.

Mata cantik Hyun Hyo masih terlihat belum terpejam meski hari sudah cukup larut. Ia menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Ia berkali-kali mencoba untuk menutup kedua matanya namun hasilnya nihil. Karena bosan, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar yang berada disamping kamar yang ia tempati. Dilihatnya seorang namja sudah terlelap dan mungkin sekarang namja itu tengah terbawa kealam mimpi indahnya.

Hyun Hyo memberanikan diri untuk mendekati bed Yesung. Ia berjongkok tepat didepan wajah tampan milik Yesung. Damai. Itulah kesan yang Hyun Hyo dapatkan saat melihat Yesung yang sudah tertidur pulas. Namja manis itu sama sekali tidak nampak seperti orang yang sedang sakit. Seukir senyuman terlihat jelas diwajah Hyun Hyo. Perlahan yeoja cantik itu mulai mengulurkan satu tangannya untuk sekedar menyentuh wajah tampan namjachingunya.

Rumah Sakit. Sebuah tempat yang tak pernah sepi dari aktifitas manusia didalamnya. Raut-raut wajah kekhawatiran begitu menyelimuti tempat yang didominasi warna putih itu. Tak hanya itu, suara tangisan juga sudah menjadi hal biasa disana. Aroma obat-obatan pun seakan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi siapa saja yang bekerja disana ataupun yang menginap ditempat itu.

Terlihat banyak sekali para dokter dan suster disana yang berlarian kesana kemari untuk segera menangani seorang pasien. Tak terkecuali dengan dokter muda bermarga Shin ini. Hyun Hyo nampak sibuk sekali hari ini dengan pekerjaannya. Berkali-kali ia menghela napasnya panjang sekali hanya untuk sekedar menghilangkan rasa penatnya. Setelah dirasa selesai, ia segera keluar dari ruangan ICU dengan mengusap-usap wajahnya.

“Igo” Hyun Hyo mendongak dan mendapati Donghae ada didepannya dengan menyerahkan sehelai sapu tangan padanya.
“Untukku?”
“Tentu saja. Kulihat kau begitu lelah. Dan cepat seka keringatmu dengan ini” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk. Ia pun segera meraih sapu tangan berwarna biru itu dan mengusap wajahnya. Dihirupnya aroma khas Donghae yang melekat pada sapu tangan itu.
“Gamsahamnida, Oppa” Donghae hanya tersenyum manis.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun sudah dilalui oleh setiap orang. Tidak berat memang melalui semua itu namun semua itu terasa berat bagi namja bernama lengkap Kim Yesung ini. Ia telah melalui semua itu dengan bersarangnya penyakit saraf motorik yang semakin lama semakin memburuk. Ia saat ini sudah sangat kesulitan untuk sekedar mengangkat tangannya. Namun dibalik semua itu ia masih bisa bersyukur kepada Tuhan karena kedua matanya masih bisa melihat betapa indahnya dunia ini dan betapa setianya sosok yeojachingu yang begitu mencintainya tanpa menuntut apapun darinya.

Selama kurang lebih 2 setengah tahun bersama, Hyun Hyo memang dengan tekun merawat dan menjaga namja lemah itu. Tak bisa baginya untuk meninggalkan namja itu berlama-lama. Meski Yesung tak bisa berbuat apa-apa untuknya, tapi ia tetap yakin Yesung masih bisa memberikan sebuah cinta yang tak ada tandingannya dibanding apapun untuk dirinya.

Banyak yang menyebut yeoja itu sebagai yeoja yang hebat. Ia masih bisa bertahan memiliki seorang namjachingu yang bahkan untuk berbicara saja kesulitan. Hebat memang. Seorang dokter muda yang memiliki otak cerdas dan berparas cantik mau memiliki seorang namjachingu yang serba keterbatasan sedangkan masih banyak sekali namja diluar sana yang mungkin sudah mengantri untuk menjadi namjachingunya.

Dan saat ini yeoja itu tengah tersenyum menatap kearah Yesung yang membelakanginya dengan menatap keluar jendela kamarnya. Mungkin namja itu tengah merindukan lembutnya sentuhan angin diluar sana. Hyun Hyo dengan  perlahan mulai melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati namja yang duduk dikursi roda itu.

GREB~

Yesung sedikit terkejut saat merasakan ada seseorang yang mendekapnya dari belakang. Ia tersenyum saat menyadari yeojachingu yang begitu ia cintai tengah mendekapnya dan menatapnya penuh cinta. Hyun Hyo melepas dekapannya dan mulai berjongkok tepat didepan Yesung. Ia mengusap lembut tangan kanan Yesung dengan terus menatap kedua onix tajam Yesung.

“Oppa, tak terasa sudah 2 tahun lebih kita bersama” Yesung hanya tersenyum.
“Apa kau tidak ingin menjalin hubungan yang lebih serius denganku?” ucap Hyun Hyo.
“Maksudmu?”
“Aku ingin menjadi istrimu, Oppa” Yesung cukup tercengang dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Hyun Hyo.

“Kau yakin dengan yang kau ucapkan tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu mencintainya walau keadaannya serba terbatas.



~To Be Continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar