CAST : SHIN HYUN HYO KIM YESUNG
LEE DONGHAE OTHER
GENRE : SAD-ROMANCE
~
Happy Reading~
Malam yang indah di kota Seoul. Salah satu tempat
yang menjadi destinasi para wisatawan yang datang ke kota itu nampak ramai
dengan manusia dimalam ini. Ya. Tempat itu adalah Sungai Cheonggyecheon. Lampu
berwarna-warni yang menyorot langsung kearah airnya yang tenang, membuat air
itu seakan berwarna dan menyilaukan mata
siapapun yang menatapnya. Sebuah air terjun kecil yang berada di sungai itu
menarik perhatian para pengunjung yang datang kesana.
Seorang yeoja cantik terlihat berdiri mematung
dijembatan yang berada tepat diatas Sungai Cheonggyecheon. Mata indahnya terus menelisik disetiap tempat
yang berada tak jauh darinya. Sesekali ia memejamkan kedua matanya dan
membiarkan hembusan angin menerjangnya dan menusuk kekulit mulusnya. Ia kembali
membuka matanya dan tersenyum dengan sedikit merapatkan sebuah mantel berwarna
hitam miliknya.
Ia menatap sebuah
benda berwarna hitam yang melingkar dilengan kirinya. Ia sedikit kecewa karena
hari sudah mulai malam. Dengan berat hati, ia mulai melangkahkan kedua kakinya
untuk meninggalkan salah satu tempat indah
yang berada di Korea Selatan itu. Namun kedua matanya kini tertarik
untuk melihat segerombolan orang yang berada tak jauh darinya. Yeoja itu pun
segera menghampiri kumpulan orang itu.
“Permisi. Ini ada
apa?” tanyanya sopan pada seorang namja paruh baya yang berada disana.
“Ada seorang namja
yang jatuh pingsan, agasshi” jawabnya. Tanpa menunggu apapun, yeoja itu segera
menerobos gerombolan orang itu. Matanya langsung menangkap sosok namja tampan
yang tergeletak disana.
“Bisakah kalian
membantuku membawanya ke Rumah Sakit?” semua orang pun segera membopong tubuh
namja na’as itu.
Untungnya Rumah
Sakit tak jauh dari tempat dimana namja itu jatuh pingsan. Dengan cepat yeoja
cantik itu segera menyuruh beberapa suster untuk membawa namja tampan itu ke
salah satu ruangan untuk segera diperiksa.
“Dokter Shin, siapa
dia?” tanya salah satu suster.
“Mollayo. Yang
terpenting cepat berikan pelayanan padanya”
Ya. Yeoja cantik
itu adalah seorang dokter muda yang penuh prestasi di Rumah Sakit tempatnya
bekerja. Ia bernama Shin Hyun Hyo. Sudah banyak pasien yang terselamatkan
nyawanya berkat dirinya. Itu yang membuat para dokter muda yang lain merasa iri
padanya dan membuat para dokter senior mengagumi sosoknya.
Hyun Hyo terdiam dengan menatap nanar keadaan namja
yang saat ini tengah berbaring lemah dihadapannya. Ia terus menerus menghela
napsnya berat sekali.
“Dokter Shin” Hyun Hyo menoleh.
“Ada apa, Dokter?” tanya salah satu suster yang
membantunya.
“Kalian tolong jaga dia sebentar. Aku akan meminta
bantuan Dokter Lee” ucapnya dengan segera keluar dari ruangan itu dan
menghubungi salah satu teman dokternya.
Hanya sekitar 15 menit, seorang dokter muda lainnya
datang untuk membantu Hyun Hyo. Seorang dokter yang menurutnya sangat ahli
dibidang syaraf yang bernama Lee Donghae. Dokter muda yang penuh prestasi sama
seperti Hyun Hyo. Belum lagi ditambah dengan paras tampan miliknya yang membuat
yeoja manapun meliriknya.
Pemeriksaan itupun segera dilakukan oleh Donghae.
Hyun Hyo dan beberapa suster yang berada disana hanya diam melihat namja tampan
itu bekerja dengan cekatannya. Sama dengan Hyun Hyo, Donghae juga menghela
napasnya berat sekali setelah selesai memeriksa namja tadi.
“Bagaimana keadaannnya?” tanya Hyun Hyo.
“Kita bicarakan diluar saja” Hyun Hyo mengangguk.
“Jadi jelaskan padaku apa yang ia derita. Kenapa aku
merasakan ada yang aneh dengan saraf-sarafnya?” tanya Hyun Hyo.
“Dia
menderita Amyotrophic lateral sclerosis.
Penyakit itu adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel
saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik. Dia akan
kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya entah itu mulai dari tangan ataupun
kakinya. Bahkan jika sudah parah, ia akan kesulitan berbicara karena penyakit
itu akan menjalar keseluruh tubuhnya termasuk kemulutnya” jelas Donghae.
“Separah itukah?” Donghae
mengangguk.
“Apa tidak ada obatnya, Oppa?” tanya
Hyun Hyo.
“Obat untuk menyembuhkannya belum
ada. Hanya ada satu obat yang diizinkan, yaitu riluzole yang berfungsi
memperlambat perburukan pernyakit” jawab Donghae.
“Lalu apakah itu akan berpengaruh
pada otaknya?”
“Aniya. Kecerdasan otaknya tidak
akan terpengaruh. Ya hanya saja ia mungkin akan mengalami kelumpuhan dan
tubuhnya akan semakin kurus karena terjadi penyusutan jaringan otot” Hyun Hyo
hanya terdiam.
“Memangnya siapa dia, Hyun-ie?”
tanya Donghae.
“Aku juga tidak tahu siapa dia. Aku
hanya membantunya tadi” jawab Hyun Hyo.
Matahari telah datang membawa
sinarnya yang begitu menyilaukan. Sinar itu dengan perlahan menerobos masuk
kesalah satu ruangan yang berada di sebuah Rumah Sakit dikota Seoul tanpa izin
pemiliknya. Seorang namja terlihat baru tersadar dari tidur panjangnya. Matanya
mengerjap berkali-kali dan menelisik setiap sudut ruangan itu.
CKLEK~
Ia menoleh saat pintu ruangannya
terbuka dan menampilkan seorang dokter cantik lengkap dengan jas putih khas
seorang dokter telah masuk keruangan miliknya yang tidak lain adalah Hyun Hyo.
Hyun Hyo tersenyum manis kearah namja tadi yang menatapnya lembut.
“Kau sudah bangun rupanya” ucap Hyun
Hyo yang lantas menghampiri namja itu dan duduk disebuah kursi yang berada
tepat disamping bednya.
“Apa kau yang menolongku?” Hyun Hyo
mengangguk.
Namja itu sedikit bingung ketika ia
mencoba menggerakkan jari-jari tangannya. Sulit sekali untuk menggerakkan
jari-jarinya. Dengan cepat Hyun Hyo menarik lengan kanan namja itu dan melihat
jari-jari namja itu sudah membengkok dan mungkin akan sulit untuk diluruskan
kembali. Ia dengan perlahan mengusap telapak tangan namja itu dan merasakan
betapa kakunya jari-jari yang bisa dibilang mungil itu.
“Ada apa denganku?” Hyun Hyo menoleh
dan mulai menjelaskan semuanya pada namja itu.
Namja itu hanya terdiam dengan
menatap kedua tangannya yang saat ini sudah terasa sangat susah untuk
digerakkan. Ribuan air mata seakan ingin segera keluar dari kedua kelopak mata
sipitnya.
“Tenanglah. Aku dan dokter yang lain
akan berusaha untuk membuatmu sembuh kembali” ucap Hyun Hyo yang mencoba
menenangkannya.
“Nde. Gomawo” Hyun Hyo tersenyum
simpul.
“Oh ya. Siapa namamu?” tanya Hyun
Hyo dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajahya.
“Yesung. Kim Yesung” jawab namja
itu.
“Aku Hyun Hyo. Lebih tepatnya Shin
Hyun Hyo. Aku disini biasa dipanggil dengan Dokter Shin. Bolehkah aku
memanggilmu dengan sebutan oppa? Kurasa kau lebih tua dariku” Yesung mengangguk
perlahan dan mulai tersenyum pada yeoja 26 tahun itu.
“Aku pergi sebentar. Ada pasien yang
harus kutangani” Yesung mengangguk pelan.
Berdominasi warna putih dan bau
obat-obatan bertebaran dimana-mana. Itulah yang dilihat dan dirasakan oleh
namja 32 tahun ini. Memang. Yesung memang dibilang sudah cukup berumur. Namun
siapapun pasti akan tertipu oleh tampangnya yang masih seperti anak berusia 20
tahunan. Memiliki mata sipit, pipi yang chubby, dan wajahnya yang manis akan
membuat semua orang berpikir beribu kali setelah mendapatkan kenyataan bahwa
namja itu sudah berkepala tiga.
Namja itu kini hanya mampu terbaring
lemah dibednya. Ia seakan sudah tak sanggup menggerakkan tubuhnya yang terasa
mulai menjadi kaku. Ia ingin sekali menangis saat ia mengingat apa saja yang
dikatakan Hyun Hyo padanya tadi.
‘Apa aku akan seperti ini selamanya?’
pikirnya dengan memejamkan kedua onixnya. Namun disisi lain ia bahagia karena
dengan kejadian semalam, ia dapat bertemu dengan yeoja yang menurutnya seperti
seorang bidadari yang diturunkan Tuhan untuk menjaganya dan merawatnya. Ya.
Hyun Hyo. Sepertinya Yesung telah tertarik pada dokter cantik itu sejak pertama
kali ia melihatnya. Senyumannya yang manis dan belaian tangannya yang lembut
seakan bisa membuatnya melupakan rasa sakit yang ia derita saat ini meski itu
hanya bertahan sementara.
Selama hampir 45 menit Hyun Hyo
menangani seorang pasiennya. Setelah selesai dengan urusannya, yeoja itu segera
berniat kembali keruangan Yesung untuk sekedar menemaninya. Namun langkahnya
terhenti saat ia melihat Donghae yang berjalan kearahnya.
“Bagaimana dengan pasien semalam?”
tanya Donghae dengan menaikkan kedua lengan jasnya.
“Dia sudah siuman. Kau mau bertemu
dengannya? Aku mau kesana sekarang” ajak Hyun Hyo.
“Gerruae. Kajja” Hyun Hyo
mengangguk.
Yesung. Namja itu terus memandang
langit yang nampak cerah hari ini melalui jendela ruangannya. Ingin sekali ia
keluar darisana dan merasakan sejuknya udara musim yang sangat ia sukai yaitu
musim semi. Ia tak pernah menyangka bahwa musim semi tahun ini harus ia rasakan
di Rumah Sakit dalam keadaan seperti ini. Ia menoleh kearah pintu ruangannya
saat mendengar pintu itu mulai terbuka dan menampilkan bidadarinya dengan
seorang namja yang menurutnya juga dokter disana.
“Oppa, ini Dokter Lee Donghae. Dia adalah
dokter spesialis yang akan membantuku untuk menanganimu” ucap Hyun Hyo lembut
sekali pada Yesung. “Annyeonghaseyo. Aku Lee Donghae” ucap Donghae dengan
senyuman manisnya. Yesung hanya terdiam dengan membalas senyuman dari Donghae
yang tak kalah manis dari dokter itu.
Sebuah rumah mewah yang didominasi
warna putih terlihat begitu sepi dengan penghuninya. Rumah bergaya minimalis
dengan 2 tingkat dan memiliki kaca besar yang menghadap langsung ke arah kolam
renang dan memiliki garasi yang berada tepat disamping rumah mewah itu membuat
siapapun pasti ingin untuk menempatinya.
Hyun Hyo. Dialah yang memiliki rumah
itu. Ia membelikan rumah itu untuk kedua orangtuanya. Namun sayang, kedua
orangtuanya telah meninggal saat mereka pergi ke Swiss dalam urusan pekerjaan.
Maka dari itu, rumah mewah nan megah itu hanya ditempati ia seorang dan
ditemani oleh satu asisten rumah tangga. Tak ada yang meramaikan rumah itu
selain suara alunan musik yang ia buat sendiri dari piano yang dibelikan oleh
appanya sekitar 3 tahun lalu. Selain itu, ia juga gemar menyanyikan lagu-lagu
dari artis-artis K-pop yang ia sukai.
Saat ini yeoja cantik itu terlihat
duduk manis ditepi kolam renangnya dengan menenggelamkan kedua kakinya disana.
Ia menikmati aktifitasnya saat ini yaitu memainkan kedua kakinya didalam air
dan menatap bulan yang seakan tengah tersenyum kearahnya. Ia sedikit terkejut
saat bayangan Yesung tiba-tiba menghampiri otaknya. Ia akui namja itu memang
tampan dan manis. Memikirkan keadaannya dimasa mendatang, malah membuat Hyun
Hyo ingin selalu menjaganya dan merawatnya. Hyun Hyo tersenyum saat mengingat
betapa manisnya senyuman yang dimiliki oleh Yesung.
Tak ada yang berubah dengan keadaan
Rumah Sakit dipagi hari ini dengan hari kemarin. Banyak sekali manusia yang
berlalu lalang disini. Selain itu suara-suara tangisan bahkan jeritan sudah
menjadi hal biasa disalah satu Rumah Sakit terbesar di Seoul ini. Para dokter
dan suster disana seakan sudah kebal dengan suara-suara semacam itu termasuk
juga Hyun Hyo. Hatinya terluka saat mendengar hal-hal semacam itu.
Dan hari ini ia kembali mendengar
suara jeritan dari salah satu ruangan yang tepat berada disamping ruangan
Yesung. Ia mengintip sejenak melalui kaca kecil yang berada dipintu ruangan
itu. Dilihatnya beberapa orang didalam sana menangis histeris saat kehilangan
salah satu anggota keluarganya. Ia tertunduk sedih dan mulai melenggang ke
ruangan Yesung.
CKLEK~
“Ada apa diruangan sebelah? Kenapa
sepertinya ramai sekali?” tanya Yesung saat melihat Hyun Hyo masuk keruangannya.
“Keluarganya ada yang meninggal”
jawab Hyun Hyo seraya mendudukkan dirinya.
“Meninggal?” Hyun Hyo mengangguk
pelan.
“Ada apa, Oppa?” tanya Hyun Hyo saat
menyadari Yesung yang sedari tadi hanya diam membisu.
“Apa suatu saat aku akan begitu?
Lalu apakah ada orang yang akan menangisiku?” ucapnya.
“Kau itu bicara apa, Oppa? Semua
orang pasti akan mati. Dan aku yakin, pasti akan ada orang yang akan
menangisimu jika kau pergi. Tapi untuk apa kau bicara seperti itu?”
“Penyakit ini bukanlah penyakit
sembarangan, Hyun-ie. Aku bisa mati kapan saja”
Entah dorongan apa yang membuat Hyun
Hyo segera meraih tangan kanan Yesung. Ia menggenggamnya erat sekali dan
memberikannya kehangatan melalui sentuhan tangannya.
“Setiap orang selalu berusaha untuk
mencoba sembuh dari penyakit yang dideritanya. Dan oppa juga harus demikian”
ucap Hyun Hyo.
“Tapi demi apa dan demi siapa aku
hidup? Tidak ada yang bisa menjadi jaminan untukku hi.......”
“Demi aku” Potong Hyun Hyo dengan
semakin mengeratkan genggamannya. Yesung hanya terdiam mendengar sautan dari
dokter cantik itu. Ia tak menyangka bahwa seorang Shin Hyun Hyo akan mengatakan
hal tersebut padanya.
“Kau bilang apa tadi?” tanya Yesung
memastikan.
“Bertahanlah hidup demi.... demi
aku” ucap Hyun Hyo dengan menatap lembut kedua onix Yesung. Yesung perlahan
mulai menyunggingkan sebuah senyuman terbaiknya.
“Geurrae” Hyun Hyo pun ikut
tersenyum. Yesung lantas semakin mengeratkan pautan tangan mereka.
“Hyun-ie”
“Nde?”
“Bisakah kau bawa aku keluar? Aku
bosan disini” ucap Yesung.
“Geurrae. Tapi aku ambilkan kursi
roda dahulu” Yesung mengangguk antusias dan Hyun Hyo segera keluar dari ruangan
tersebut untuk mencari sebuah kursi roda.
Tak lama berselang, Hyun Hyo sudah
kembali dengan membawa sebuah kursi roda untuk Yesung. Dengan hati-hati ia
membantu namja itu untuk bangkit dari bednya dan duduk dikursi roda tadi.
Dengan sebuah senyuman, Hyun Hyo dengan senang hati mendorong kursi roda itu
dan membawa Yesung keluar Rumah Sakit sejenak.
Kedua mata Yesung berbinar saat
melihat indahnya musim semi tahun ini. Banyak sekali daun-daun yang mulai
berjatuhan menimpa dirinya dan Hyun Hyo. Hyun Hyo memang sengaja membawa Yesung
ke taman Rumah Sakit yang berada tak jauh dari ruangannya. Ia berpikir Yesung
akan sedikit membaik jika terkena hembusan angin secara alami dan mendapat
penyinaran matahari secara langsung. Ia hanya tersenyum saat melihat namja yang
berada disampingnya itu juga tersenyum.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang
mata indah yang menatap mereka dengan tatapan sendu tak jauh dari tempat mereka
berbincang. Seorang namja lengkap dengan mengenakan jas putih khas seorang
dokter. Ya. Pemilik sepasang mata itu adalah Lee Donghae. Donghae tersenyum
tipis sekali menyaksikan seorang yeoja yang menarik perhatiannya selama kurang
lebih 2 tahun ini telah akrab dengan pasien barunya.
Donghae memang menyukai Hyun Hyo
semenjak pertama kali Hyun Hyo bekerja di Rumah Sakit yang sama dengannya. Ia
memang terbiasa melihat Hyun Hyo akrab dengan semua pasiennya. Namun entah
mengapa untuk kali ini ia merasakan sakit saat melihat Hyun Hyo tengah bersama
Yesung. Hyun Hyo seakan menjadi sangat jauh saat yeoja itu tengah bersama
Yesung. Entah apa yang dipikirkan oleh Hyun Hyo dengan semua perhatian yang
telah diberikan Donghae padanya. Dengan menghela napasnya berat, namja manis
itu segera berlalu darisana.
Tanpa ia ketahui, Hyun Hyo telah
mengetahui keberadaannya tadi. Yeoja cantik itu menatap Donghae yang mulai
menjauh darinya.
“Hyun-ie, ada apa?” Hyun Hyo
menoleh.
“Nan gwenchanayo, Oppa” ucap Hyun
Hyo dengan tersenyum pada Yesung.
‘Sedang apa Donghae oppa disitu
tadi?’ pikirnya.
Malam telah tiba. Jam sudah
menunjukkan pukul 8 malam. Dan Hyun Hyo masih nampak berada di ruangan Yesung.
Yeoja itu masih setia berbincang, bercanda bahkan tertawa bersama dengan
Yesung.
“Hyun-ie, ini sudah malam. Kau tidak
pulang?” tanya Yesung. Sejenak Hyun Hyo melirik jam dinding yang ada disana.
“Baik aku akan pulang dulu. Besok
aku akan kemari lagi” Yesung mengangguk dan tersenyum.
Hyun Hyo segera meraih mantel
berwarna hitam kesayangannya dan bergegas pergi darisana. Ia terkejut saat
menyadari ada Donghae yang berdiri mematung didepan ruangan Yesung. Ia
tersenyum pada yeoja itu.
“Kenapa oppa ada disini?” tanya Hyun
Hyo.
“Menunggumu dan ingin mengantarmu
pulang. Aku tahu kau tidak membawa mobil hari ini” jawabnya.
“Geurrae. Kajja pulang” lanjutnya
dengan menarik lengan kanan Hyun Hyo.
Donghae. Namja yang memiliki senyum
menawan itu kini terlihat terdiam dikamarnya. Pikirannya terus menerus tertuju
pada Hyun Hyo. Yeoja yang 3 tahun lebih tua darinya itu memang banyak sekali
menyedot perhatiannya. Wajahnya yang cantik dan sikapnya yang baik membuat Hyun
Hyo begitu sempurna dimata seorang Lee Donghae. Dua tahun bekerja bersama yeoja
itu memang sudah membuat Donghae benar-benar jatuh hati padanya.
Ia terdiam dan perlahan mulai meraih
sebuah album foto kecil yang ia simpan dilaci mejanya. Ia membuka perlahan
album itu dan bibir tipisnya mulai mengembang saat melihat berbagai macam
ekspresi wajah Hyun Hyo. Ada yang disaat ia tersenyum manis bahkan ada yang
berpose polos sekali. Donghae memang suka mengambil gambar Hyun Hyo secara
sengaja maupun tidak sengaja dan selalu menyimpannya dialbum tersebut.
“Shin Hyun Hyo. Kau cantik, baik,
dan cerdas. Apa kau tahu kalau kau begitu sempurna dimataku? Hyun-ie, andai aku
bisa berterus terang padamu. Aku... Aku mencintaimu,Hyun-ie. Bahkan sangat
mencintaimu. Selama 2 tahun ini aku memendamnya dan mencoba untuk mencari waktu
yang tepat untuk mengatakannya. Ku harap aku benar-benar masih bisa mengatakan
semua itu padamu sebelum terlambat, Hyun-ie” Ucap Donghae dengan membolak-balik
album foto itu dengan sesekali menampilkan senyumannya.
Tak terasa sudah selama 2 pekan
Yesung mendekam di Rumah Sakit. Hidungnya seakan sudah bosan mencium bau obat-obatan
yang dimana-mana. Jika dibilang bosan, ia memang sudah bosan disana. Tapi
disisi lain ia nyaman disana karena adanya Hyun Hyo yang selalu ada untuknya.
Ia tersenyum sekilas saat mengingat semua perhatian dan perlakuan Hyun Hyo yang
diberikan padanya. Ingin rasanya Yesung dapat memenangkan dan mendapatkan hati
dari yeoja cantik itu.
CKLEK~
Ia menoleh perlahan dan mulai
tersenyum saat yeoja yang sedari tadi ia bayangkan masuk keruangannya. Yeoja
itu juga melayangkan sebuah senyuman terbaiknya pada Yesung. Perlahan ia mulai
mendekati namja yang 6 tahun lebih tua darinya itu.
“Selamat pagi, Oppa” sapanya manis
sekali.
“Selamat pagi juga, Hyun Hyo” balas
Yesung.
“Kau datang pagi sekali hari ini”
tambahnya.
“Kau tidak suka kalau aku datang
pagi, huh?” Yesung tersenyum.
“Tentu saja tidak. Aku justru sangat
senang” Hyun Hyo tersenyum simpul.
Yesung terdiam sejenak dengan
menatap intens ke arah Hyun Hyo. Ia menghela napasnya sejenak.
“Hyun-ie, aku ingin berbicara
sesuatu padamu” Hyun Hyo memiringkan kepalanya.
“Berbicara apa?”
“Sebenarnya aku ......”
“Dokter Shin” Hyun Hyo menoleh
dengan cepat kearah pintu ruangan yesung yang terbuka dan menampilkan seorang
suster disana.
“Ada apa?”
“Ada pasien gawat di ruang ICU,
Dokter”
“Baik. Aku akan kesana” ucap Hyun
Hyo dengan mengenakan jas dokternya.
“Oppa, berbicaranya nanti saja. Aku
harus pergi dulu” Yesung mengangguk.
Yesung menatap punggung Hyun Hyo
yang perlahan mulai hilang dibalik pintu. Ia menghela napasnya karena ia gagal
untuk mengatakan isi hatinya yang sebenarnya pada yeoja itu.
Selama hampir 1 setengah jam lamanya
Yesung menunggu Hyun Hyo dengan masih berbaring dibednya. Ia terus menerus
menghela napasnya dengan memandang langit yang cerah melalui kaca jendelanya.
Ia terdiam menatap kumpulan awan yang perlahan mulai menyebar menjadi
kecil-kecil. Didalam lubuk hatinya, ia takut bahwa ia akan seperti awan itu,
yaitu hidupnya akan disiksa oleh penyakit yang dideritanya saat ini dan dengan
perlahan-lahan penyakit itu akan merusak seluruh saraf ditubuhnya dan akan
membuatnya mati dengan perlahan. Beberapa bulir air mata mulai terasa membasahi
kedua pipi chubby milik Yesung. Ia merasa bahwa ia kali ini benar-benar tidak
bisa menghindar dari penyakit berbahaya ini.
“Oppa, kau kenapa?” Yesung berusaha
sekuat tenaga menyembunyikan air matanya saat mendengar suara Hyun Hyo. Namun
ia terlambat. Hyun Hyo sudah terlebih dahulu melihat air mata itu jatuh. Dengan
lembut Hyun Hyo mengusap air mata yang sudah menjadi aliran sungai kecil dipipi
Yesung.
“Waeyo?” tanya Hyun Hyo sekali lagi.
“Nan gwenchana” jawab Yesung.
“Ada apa dengan pakaianmu?” tanya
Yesung mengalihkan pembicaraan. Ia memang sedikit heran mengapa di pakaian Hyun
Hyo terdapat bercak darah. Apakah yeoja itu terluka?
“Oh ini. Ini karena terkena darah
dari pasien tadi. Dia korban kecelakaan” jawab Hyun Hyo.
“Oh ya. Tadi kau bilang kau akan
berbicara sesuatu. Mwoya?” tanya Hyun Hyo dengan raut wajah penuh antusias.
Yesung tersenyum sekilas. Ia
berpikir sejenak untuk menyusun kata-kata yang akan keluar dari mulutnya agar
ia tak malu pada yeoja yang berada didepannya ini.
“Aku sedang merasakan sesuatu
akhir-akhir ini” ucap Yesung yang membuat Hyun Hyo bertanya-tanya.
“Merasakan apa? Kau sakit, gelisah,
resah, atau.....”
“Aku sedang jatuh cinta” potong
Yesung yang langsung membuat Hyun Hyo terhenyak.
~To Be Continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar