Rabu, 08 April 2015

FF | Loyalty In Love Part 1

AUTOR               : Avi yeoja Elforever
CAST                   : SHIN HYUN HYO               KIM YESUNG
                               LEE DONGHAE                   OTHER
GENRE               : SAD-ROMANCE





~ Happy Reading~

Malam yang indah di kota Seoul. Salah satu tempat yang menjadi destinasi para wisatawan yang datang ke kota itu nampak ramai dengan manusia dimalam ini. Ya. Tempat itu adalah Sungai Cheonggyecheon. Lampu berwarna-warni yang menyorot langsung kearah airnya yang tenang, membuat air itu seakan  berwarna dan menyilaukan mata siapapun yang menatapnya. Sebuah air terjun kecil yang berada di sungai itu menarik perhatian para pengunjung yang datang kesana.

Seorang yeoja cantik terlihat berdiri mematung dijembatan yang berada tepat diatas Sungai Cheonggyecheon. Mata indahnya terus menelisik disetiap tempat yang berada tak jauh darinya. Sesekali ia memejamkan kedua matanya dan membiarkan hembusan angin menerjangnya dan menusuk kekulit mulusnya. Ia kembali membuka matanya dan tersenyum dengan sedikit merapatkan sebuah mantel berwarna hitam miliknya.

Ia menatap sebuah benda berwarna hitam yang melingkar dilengan kirinya. Ia sedikit kecewa karena hari sudah mulai malam. Dengan berat hati, ia mulai melangkahkan kedua kakinya untuk meninggalkan salah satu tempat indah  yang berada di Korea Selatan itu. Namun kedua matanya kini tertarik untuk melihat segerombolan orang yang berada tak jauh darinya. Yeoja itu pun segera menghampiri kumpulan orang itu.

“Permisi. Ini ada apa?” tanyanya sopan pada seorang namja paruh baya yang berada disana.
“Ada seorang namja yang jatuh pingsan, agasshi” jawabnya. Tanpa menunggu apapun, yeoja itu segera menerobos gerombolan orang itu. Matanya langsung menangkap sosok namja tampan yang tergeletak disana.
“Bisakah kalian membantuku membawanya ke Rumah Sakit?” semua orang pun segera membopong tubuh namja na’as itu.

Untungnya Rumah Sakit tak jauh dari tempat dimana namja itu jatuh pingsan. Dengan cepat yeoja cantik itu segera menyuruh beberapa suster untuk membawa namja tampan itu ke salah satu ruangan untuk segera diperiksa.
“Dokter Shin, siapa dia?” tanya salah satu suster.
“Mollayo. Yang terpenting cepat berikan pelayanan padanya”

Ya. Yeoja cantik itu adalah seorang dokter muda yang penuh prestasi di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Ia bernama Shin Hyun Hyo. Sudah banyak pasien yang terselamatkan nyawanya berkat dirinya. Itu yang membuat para dokter muda yang lain merasa iri padanya dan membuat para dokter senior mengagumi sosoknya.

Hyun Hyo terdiam dengan menatap nanar keadaan namja yang saat ini tengah berbaring lemah dihadapannya. Ia terus menerus menghela napsnya berat sekali.
“Dokter Shin” Hyun Hyo menoleh.
“Ada apa, Dokter?” tanya salah satu suster yang membantunya.
“Kalian tolong jaga dia sebentar. Aku akan meminta bantuan Dokter Lee” ucapnya dengan segera keluar dari ruangan itu dan menghubungi salah satu teman dokternya.

Hanya sekitar 15 menit, seorang dokter muda lainnya datang untuk membantu Hyun Hyo. Seorang dokter yang menurutnya sangat ahli dibidang syaraf yang bernama Lee Donghae. Dokter muda yang penuh prestasi sama seperti Hyun Hyo. Belum lagi ditambah dengan paras tampan miliknya yang membuat yeoja manapun meliriknya.

Pemeriksaan itupun segera dilakukan oleh Donghae. Hyun Hyo dan beberapa suster yang berada disana hanya diam melihat namja tampan itu bekerja dengan cekatannya. Sama dengan Hyun Hyo, Donghae juga menghela napasnya berat sekali setelah selesai memeriksa namja tadi.
“Bagaimana keadaannnya?” tanya Hyun Hyo.
“Kita bicarakan diluar saja” Hyun Hyo mengangguk.

“Jadi jelaskan padaku apa yang ia derita. Kenapa aku merasakan ada yang aneh dengan saraf-sarafnya?” tanya Hyun Hyo.
“Dia menderita Amyotrophic lateral sclerosis. Penyakit itu adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik. Dia akan kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya entah itu mulai dari tangan ataupun kakinya. Bahkan jika sudah parah, ia akan kesulitan berbicara karena penyakit itu akan menjalar keseluruh tubuhnya termasuk kemulutnya” jelas Donghae.
“Separah itukah?” Donghae mengangguk.

“Apa tidak ada obatnya, Oppa?” tanya Hyun Hyo.
“Obat untuk menyembuhkannya belum ada. Hanya ada satu obat yang diizinkan, yaitu riluzole yang berfungsi memperlambat perburukan pernyakit” jawab Donghae.
“Lalu apakah itu akan berpengaruh pada otaknya?”
“Aniya. Kecerdasan otaknya tidak akan terpengaruh. Ya hanya saja ia mungkin akan mengalami kelumpuhan dan tubuhnya akan semakin kurus karena terjadi penyusutan jaringan otot” Hyun Hyo hanya terdiam.
“Memangnya siapa dia, Hyun-ie?” tanya Donghae.
“Aku juga tidak tahu siapa dia. Aku hanya membantunya tadi” jawab Hyun Hyo.

Matahari telah datang membawa sinarnya yang begitu menyilaukan. Sinar itu dengan perlahan menerobos masuk kesalah satu ruangan yang berada di sebuah Rumah Sakit dikota Seoul tanpa izin pemiliknya. Seorang namja terlihat baru tersadar dari tidur panjangnya. Matanya mengerjap berkali-kali dan menelisik setiap sudut ruangan itu.

CKLEK~

Ia menoleh saat pintu ruangannya terbuka dan menampilkan seorang dokter cantik lengkap dengan jas putih khas seorang dokter telah masuk keruangan miliknya yang tidak lain adalah Hyun Hyo. Hyun Hyo tersenyum manis kearah namja tadi yang menatapnya lembut.
“Kau sudah bangun rupanya” ucap Hyun Hyo yang lantas menghampiri namja itu dan duduk disebuah kursi yang berada tepat disamping bednya.
“Apa kau yang menolongku?” Hyun Hyo mengangguk.

Namja itu sedikit bingung ketika ia mencoba menggerakkan jari-jari tangannya. Sulit sekali untuk menggerakkan jari-jarinya. Dengan cepat Hyun Hyo menarik lengan kanan namja itu dan melihat jari-jari namja itu sudah membengkok dan mungkin akan sulit untuk diluruskan kembali. Ia dengan perlahan mengusap telapak tangan namja itu dan merasakan betapa kakunya jari-jari yang bisa dibilang mungil itu.
“Ada apa denganku?” Hyun Hyo menoleh dan mulai menjelaskan semuanya pada namja itu.

Namja itu hanya terdiam dengan menatap kedua tangannya yang saat ini sudah terasa sangat susah untuk digerakkan. Ribuan air mata seakan ingin segera keluar dari kedua kelopak mata sipitnya.
“Tenanglah. Aku dan dokter yang lain akan berusaha untuk membuatmu sembuh kembali” ucap Hyun Hyo yang mencoba menenangkannya.
“Nde. Gomawo” Hyun Hyo tersenyum simpul.

“Oh ya. Siapa namamu?” tanya Hyun Hyo dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajahya.
“Yesung. Kim Yesung” jawab namja itu.
“Aku Hyun Hyo. Lebih tepatnya Shin Hyun Hyo. Aku disini biasa dipanggil dengan Dokter Shin. Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan oppa? Kurasa kau lebih tua dariku” Yesung mengangguk perlahan dan mulai tersenyum pada yeoja 26 tahun itu.
“Aku pergi sebentar. Ada pasien yang harus kutangani” Yesung mengangguk pelan.

Berdominasi warna putih dan bau obat-obatan bertebaran dimana-mana. Itulah yang dilihat dan dirasakan oleh namja 32 tahun ini. Memang. Yesung memang dibilang sudah cukup berumur. Namun siapapun pasti akan tertipu oleh tampangnya yang masih seperti anak berusia 20 tahunan. Memiliki mata sipit, pipi yang chubby, dan wajahnya yang manis akan membuat semua orang berpikir beribu kali setelah mendapatkan kenyataan bahwa namja itu sudah berkepala tiga.

Namja itu kini hanya mampu terbaring lemah dibednya. Ia seakan sudah tak sanggup menggerakkan tubuhnya yang terasa mulai menjadi kaku. Ia ingin sekali menangis saat ia mengingat apa saja yang dikatakan Hyun Hyo padanya tadi.
‘Apa aku akan seperti ini selamanya?’ pikirnya dengan memejamkan kedua onixnya. Namun disisi lain ia bahagia karena dengan kejadian semalam, ia dapat bertemu dengan yeoja yang menurutnya seperti seorang bidadari yang diturunkan Tuhan untuk menjaganya dan merawatnya. Ya. Hyun Hyo. Sepertinya Yesung telah tertarik pada dokter cantik itu sejak pertama kali ia melihatnya. Senyumannya yang manis dan belaian tangannya yang lembut seakan bisa membuatnya melupakan rasa sakit yang ia derita saat ini meski itu hanya bertahan sementara.

Selama hampir 45 menit Hyun Hyo menangani seorang pasiennya. Setelah selesai dengan urusannya, yeoja itu segera berniat kembali keruangan Yesung untuk sekedar menemaninya. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat Donghae yang berjalan kearahnya.
“Bagaimana dengan pasien semalam?” tanya Donghae dengan menaikkan kedua lengan jasnya.
“Dia sudah siuman. Kau mau bertemu dengannya? Aku mau kesana sekarang” ajak Hyun Hyo.
“Gerruae. Kajja” Hyun Hyo mengangguk.

Yesung. Namja itu terus memandang langit yang nampak cerah hari ini melalui jendela ruangannya. Ingin sekali ia keluar darisana dan merasakan sejuknya udara musim yang sangat ia sukai yaitu musim semi. Ia tak pernah menyangka bahwa musim semi tahun ini harus ia rasakan di Rumah Sakit dalam keadaan seperti ini. Ia menoleh kearah pintu ruangannya saat mendengar pintu itu mulai terbuka dan menampilkan bidadarinya dengan seorang namja yang menurutnya juga dokter disana.

“Oppa, ini Dokter Lee Donghae. Dia adalah dokter spesialis yang akan membantuku untuk menanganimu” ucap Hyun Hyo lembut sekali pada Yesung. “Annyeonghaseyo. Aku Lee Donghae” ucap Donghae dengan senyuman manisnya. Yesung hanya terdiam dengan membalas senyuman dari Donghae yang tak kalah manis dari dokter itu.

Sebuah rumah mewah yang didominasi warna putih terlihat begitu sepi dengan penghuninya. Rumah bergaya minimalis dengan 2 tingkat dan memiliki kaca besar yang menghadap langsung ke arah kolam renang dan memiliki garasi yang berada tepat disamping rumah mewah itu membuat siapapun pasti ingin untuk menempatinya.

Hyun Hyo. Dialah yang memiliki rumah itu. Ia membelikan rumah itu untuk kedua orangtuanya. Namun sayang, kedua orangtuanya telah meninggal saat mereka pergi ke Swiss dalam urusan pekerjaan. Maka dari itu, rumah mewah nan megah itu hanya ditempati ia seorang dan ditemani oleh satu asisten rumah tangga. Tak ada yang meramaikan rumah itu selain suara alunan musik yang ia buat sendiri dari piano yang dibelikan oleh appanya sekitar 3 tahun lalu. Selain itu, ia juga gemar menyanyikan lagu-lagu dari artis-artis K-pop yang ia sukai.

Saat ini yeoja cantik itu terlihat duduk manis ditepi kolam renangnya dengan menenggelamkan kedua kakinya disana. Ia menikmati aktifitasnya saat ini yaitu memainkan kedua kakinya didalam air dan menatap bulan yang seakan tengah tersenyum kearahnya. Ia sedikit terkejut saat bayangan Yesung tiba-tiba menghampiri otaknya. Ia akui namja itu memang tampan dan manis. Memikirkan keadaannya dimasa mendatang, malah membuat Hyun Hyo ingin selalu menjaganya dan merawatnya. Hyun Hyo tersenyum saat mengingat betapa manisnya senyuman yang dimiliki oleh Yesung.

Tak ada yang berubah dengan keadaan Rumah Sakit dipagi hari ini dengan hari kemarin. Banyak sekali manusia yang berlalu lalang disini. Selain itu suara-suara tangisan bahkan jeritan sudah menjadi hal biasa disalah satu Rumah Sakit terbesar di Seoul ini. Para dokter dan suster disana seakan sudah kebal dengan suara-suara semacam itu termasuk juga Hyun Hyo. Hatinya terluka saat mendengar hal-hal semacam itu.

Dan hari ini ia kembali mendengar suara jeritan dari salah satu ruangan yang tepat berada disamping ruangan Yesung. Ia mengintip sejenak melalui kaca kecil yang berada dipintu ruangan itu. Dilihatnya beberapa orang didalam sana menangis histeris saat kehilangan salah satu anggota keluarganya. Ia tertunduk sedih dan mulai melenggang ke ruangan Yesung.

CKLEK~

“Ada apa diruangan sebelah? Kenapa sepertinya ramai sekali?” tanya Yesung saat melihat Hyun Hyo masuk keruangannya.
“Keluarganya ada yang meninggal” jawab Hyun Hyo seraya mendudukkan dirinya.
“Meninggal?” Hyun Hyo mengangguk pelan.

“Ada apa, Oppa?” tanya Hyun Hyo saat menyadari Yesung yang sedari tadi hanya diam membisu.
“Apa suatu saat aku akan begitu? Lalu apakah ada orang yang akan menangisiku?” ucapnya.
“Kau itu bicara apa, Oppa? Semua orang pasti akan mati. Dan aku yakin, pasti akan ada orang yang akan menangisimu jika kau pergi. Tapi untuk apa kau bicara seperti itu?”
“Penyakit ini bukanlah penyakit sembarangan, Hyun-ie. Aku bisa mati kapan saja”

Entah dorongan apa yang membuat Hyun Hyo segera meraih tangan kanan Yesung. Ia menggenggamnya erat sekali dan memberikannya kehangatan melalui sentuhan tangannya.
“Setiap orang selalu berusaha untuk mencoba sembuh dari penyakit yang dideritanya. Dan oppa juga harus demikian” ucap Hyun Hyo.
“Tapi demi apa dan demi siapa aku hidup? Tidak ada yang bisa menjadi jaminan untukku hi.......”
“Demi aku” Potong Hyun Hyo dengan semakin mengeratkan genggamannya. Yesung hanya terdiam mendengar sautan dari dokter cantik itu. Ia tak menyangka bahwa seorang Shin Hyun Hyo akan mengatakan hal tersebut padanya.

“Kau bilang apa tadi?” tanya Yesung memastikan.
“Bertahanlah hidup demi.... demi aku” ucap Hyun Hyo dengan menatap lembut kedua onix Yesung. Yesung perlahan mulai menyunggingkan sebuah senyuman terbaiknya.
“Geurrae” Hyun Hyo pun ikut tersenyum. Yesung lantas semakin mengeratkan pautan tangan mereka.

“Hyun-ie”
“Nde?”
“Bisakah kau bawa aku keluar? Aku bosan disini” ucap Yesung.
“Geurrae. Tapi aku ambilkan kursi roda dahulu” Yesung mengangguk antusias dan Hyun Hyo segera keluar dari ruangan tersebut untuk mencari sebuah kursi roda.

Tak lama berselang, Hyun Hyo sudah kembali dengan membawa sebuah kursi roda untuk Yesung. Dengan hati-hati ia membantu namja itu untuk bangkit dari bednya dan duduk dikursi roda tadi. Dengan sebuah senyuman, Hyun Hyo dengan senang hati mendorong kursi roda itu dan membawa Yesung keluar Rumah Sakit sejenak.

Kedua mata Yesung berbinar saat melihat indahnya musim semi tahun ini. Banyak sekali daun-daun yang mulai berjatuhan menimpa dirinya dan Hyun Hyo. Hyun Hyo memang sengaja membawa Yesung ke taman Rumah Sakit yang berada tak jauh dari ruangannya. Ia berpikir Yesung akan sedikit membaik jika terkena hembusan angin secara alami dan mendapat penyinaran matahari secara langsung. Ia hanya tersenyum saat melihat namja yang berada disampingnya itu juga tersenyum.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata indah yang menatap mereka dengan tatapan sendu tak jauh dari tempat mereka berbincang. Seorang namja lengkap dengan mengenakan jas putih khas seorang dokter. Ya. Pemilik sepasang mata itu adalah Lee Donghae. Donghae tersenyum tipis sekali menyaksikan seorang yeoja yang menarik perhatiannya selama kurang lebih 2 tahun ini telah akrab dengan pasien barunya.

Donghae memang menyukai Hyun Hyo semenjak pertama kali Hyun Hyo bekerja di Rumah Sakit yang sama dengannya. Ia memang terbiasa melihat Hyun Hyo akrab dengan semua pasiennya. Namun entah mengapa untuk kali ini ia merasakan sakit saat melihat Hyun Hyo tengah bersama Yesung. Hyun Hyo seakan menjadi sangat jauh saat yeoja itu tengah bersama Yesung. Entah apa yang dipikirkan oleh Hyun Hyo dengan semua perhatian yang telah diberikan Donghae padanya. Dengan menghela napasnya berat, namja manis itu segera berlalu darisana.

Tanpa ia ketahui, Hyun Hyo telah mengetahui keberadaannya tadi. Yeoja cantik itu menatap Donghae yang mulai menjauh darinya.
“Hyun-ie, ada apa?” Hyun Hyo menoleh.
“Nan gwenchanayo, Oppa” ucap Hyun Hyo dengan tersenyum pada Yesung.
‘Sedang apa Donghae oppa disitu tadi?’ pikirnya.

Malam telah tiba. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dan Hyun Hyo masih nampak berada di ruangan Yesung. Yeoja itu masih setia berbincang, bercanda bahkan tertawa bersama dengan Yesung.
“Hyun-ie, ini sudah malam. Kau tidak pulang?” tanya Yesung. Sejenak Hyun Hyo melirik jam dinding yang ada disana.
“Baik aku akan pulang dulu. Besok aku akan kemari lagi” Yesung mengangguk dan tersenyum.

Hyun Hyo segera meraih mantel berwarna hitam kesayangannya dan bergegas pergi darisana. Ia terkejut saat menyadari ada Donghae yang berdiri mematung didepan ruangan Yesung. Ia tersenyum pada yeoja itu.
“Kenapa oppa ada disini?” tanya Hyun Hyo.
“Menunggumu dan ingin mengantarmu pulang. Aku tahu kau tidak membawa mobil hari ini” jawabnya.
“Geurrae. Kajja pulang” lanjutnya dengan menarik lengan kanan Hyun Hyo.

Donghae. Namja yang memiliki senyum menawan itu kini terlihat terdiam dikamarnya. Pikirannya terus menerus tertuju pada Hyun Hyo. Yeoja yang 3 tahun lebih tua darinya itu memang banyak sekali menyedot perhatiannya. Wajahnya yang cantik dan sikapnya yang baik membuat Hyun Hyo begitu sempurna dimata seorang Lee Donghae. Dua tahun bekerja bersama yeoja itu memang sudah membuat Donghae benar-benar jatuh hati padanya.

Ia terdiam dan perlahan mulai meraih sebuah album foto kecil yang ia simpan dilaci mejanya. Ia membuka perlahan album itu dan bibir tipisnya mulai mengembang saat melihat berbagai macam ekspresi wajah Hyun Hyo. Ada yang disaat ia tersenyum manis bahkan ada yang berpose polos sekali. Donghae memang suka mengambil gambar Hyun Hyo secara sengaja maupun tidak sengaja dan selalu menyimpannya dialbum tersebut.

“Shin Hyun Hyo. Kau cantik, baik, dan cerdas. Apa kau tahu kalau kau begitu sempurna dimataku? Hyun-ie, andai aku bisa berterus terang padamu. Aku... Aku mencintaimu,Hyun-ie. Bahkan sangat mencintaimu. Selama 2 tahun ini aku memendamnya dan mencoba untuk mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya. Ku harap aku benar-benar masih bisa mengatakan semua itu padamu sebelum terlambat, Hyun-ie” Ucap Donghae dengan membolak-balik album foto itu dengan sesekali menampilkan senyumannya.

Tak terasa sudah selama 2 pekan Yesung mendekam di Rumah Sakit. Hidungnya seakan sudah bosan mencium bau obat-obatan yang dimana-mana. Jika dibilang bosan, ia memang sudah bosan disana. Tapi disisi lain ia nyaman disana karena adanya Hyun Hyo yang selalu ada untuknya. Ia tersenyum sekilas saat mengingat semua perhatian dan perlakuan Hyun Hyo yang diberikan padanya. Ingin rasanya Yesung dapat memenangkan dan mendapatkan hati dari yeoja cantik itu.

CKLEK~

Ia menoleh perlahan dan mulai tersenyum saat yeoja yang sedari tadi ia bayangkan masuk keruangannya. Yeoja itu juga melayangkan sebuah senyuman terbaiknya pada Yesung. Perlahan ia mulai mendekati namja yang 6 tahun lebih tua darinya itu.
“Selamat pagi, Oppa” sapanya manis sekali.
“Selamat pagi juga, Hyun Hyo” balas Yesung.
“Kau datang pagi sekali hari ini” tambahnya.
“Kau tidak suka kalau aku datang pagi, huh?” Yesung tersenyum.
“Tentu saja tidak. Aku justru sangat senang” Hyun Hyo tersenyum simpul.

Yesung terdiam sejenak dengan menatap intens ke arah Hyun Hyo. Ia menghela napasnya sejenak.
“Hyun-ie, aku ingin berbicara sesuatu padamu” Hyun Hyo memiringkan kepalanya.
“Berbicara apa?”
“Sebenarnya aku ......”

“Dokter Shin” Hyun Hyo menoleh dengan cepat kearah pintu ruangan yesung yang terbuka dan menampilkan seorang suster disana.
“Ada apa?”
“Ada pasien gawat di ruang ICU, Dokter”
“Baik. Aku akan kesana” ucap Hyun Hyo dengan mengenakan jas dokternya.
“Oppa, berbicaranya nanti saja. Aku harus pergi dulu” Yesung mengangguk.

Yesung menatap punggung Hyun Hyo yang perlahan mulai hilang dibalik pintu. Ia menghela napasnya karena ia gagal untuk mengatakan isi hatinya yang sebenarnya pada yeoja itu.

Selama hampir 1 setengah jam lamanya Yesung menunggu Hyun Hyo dengan masih berbaring dibednya. Ia terus menerus menghela napasnya dengan memandang langit yang cerah melalui kaca jendelanya. Ia terdiam menatap kumpulan awan yang perlahan mulai menyebar menjadi kecil-kecil. Didalam lubuk hatinya, ia takut bahwa ia akan seperti awan itu, yaitu hidupnya akan disiksa oleh penyakit yang dideritanya saat ini dan dengan perlahan-lahan penyakit itu akan merusak seluruh saraf ditubuhnya dan akan membuatnya mati dengan perlahan. Beberapa bulir air mata mulai terasa membasahi kedua pipi chubby milik Yesung. Ia merasa bahwa ia kali ini benar-benar tidak bisa menghindar dari penyakit berbahaya ini.

“Oppa, kau kenapa?” Yesung berusaha sekuat tenaga menyembunyikan air matanya saat mendengar suara Hyun Hyo. Namun ia terlambat. Hyun Hyo sudah terlebih dahulu melihat air mata itu jatuh. Dengan lembut Hyun Hyo mengusap air mata yang sudah menjadi aliran sungai kecil dipipi Yesung.
“Waeyo?” tanya Hyun Hyo sekali lagi.
“Nan gwenchana” jawab Yesung.

“Ada apa dengan pakaianmu?” tanya Yesung mengalihkan pembicaraan. Ia memang sedikit heran mengapa di pakaian Hyun Hyo terdapat bercak darah. Apakah yeoja itu terluka?
“Oh ini. Ini karena terkena darah dari pasien tadi. Dia korban kecelakaan” jawab Hyun Hyo.
“Oh ya. Tadi kau bilang kau akan berbicara sesuatu. Mwoya?” tanya Hyun Hyo dengan raut wajah penuh antusias.

Yesung tersenyum sekilas. Ia berpikir sejenak untuk menyusun kata-kata yang akan keluar dari mulutnya agar ia tak malu pada yeoja yang berada didepannya ini.
“Aku sedang merasakan sesuatu akhir-akhir ini” ucap Yesung yang membuat Hyun Hyo bertanya-tanya.
“Merasakan apa? Kau sakit, gelisah, resah, atau.....”
“Aku sedang jatuh cinta” potong Yesung yang langsung membuat Hyun Hyo terhenyak.


~To Be Continue~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar