Minggu, 19 April 2015

FF | Loyalty In Love Part 4

AUTOR : Avi Yeoja Elforever
GENRE : SAD-ROMANCE
                 HURT
                 ANGST
CAST    : SHIN HYUN HYO
                KIM YESUNG
                LEE DONGHAE
                OTHERS ~

LENGHT : CHAPTERED
RATING  : PG-17

“Kau yakin dengan yang kau ucapkan tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu mencintainya walau keadaannya serba terbatas.
 
 
~Happy Reading~
 
 
Pernikahan. Sebuah upacara sakral bagi siapa saja yang melaksanankannya. Raut-raut wajah gembira bisa tergambar dari pasangan yang melaksanakan acara tersebut termasuk juga Hyun Hyo dan Yesung. Mereka mengadakan sebuah acara pernikahan dengan sangat sederhana. Tak banyak tamu yang diundang dalam acara itu.

Tak selamanya semua orang yang ada disana ikut berbahagia atas pernikahan Hyun Hyo dan Yesung. Ada seorang namja yang sedari tadi hanya terdiam menatap mereka yang terus memamerkan senyuman kebahagiaan. Ya. Namja itu adalah Donghae. Tak bisa ia pungkiri bahwa ia masih sangat mencintai yeoja bermarga Shin itu. Tak kurang sedikitpun rasa cintanya terhadap yeoja itu. Ingin rasanya ia ikut berbahagia melihat yeoja yang ia cintai sedang berbahagia saat ini. Namun ia tak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa hatinya masih terasa sakit bahkan sangat sakit saat melihat Hyun Hyo harus mengucapkan janji suci dialtar bersama namja lain.

Seakan sadar dengan keadaan tersebut, Hyun Hyo sesekali melirik kearah Donghae yang sedari tadi menjauh darinya dan Yesung. Ia tahu bahwa namja itu masih menyimpan rasa dengannya. Tak ada niat untuk menyakitinya sama sekali. Hanya saja ia tak mau membuat perasaannya menderita karena pada kenyataannya ia mencintai seorang Kim Yesung bukan Lee Donghae.

Malam telah tiba. Sinar rembulan dengan terangnya menyinari bumi menggantikan matahari dengan ditemani banyaknya bintang yang tersebar dilangit dengan indahnya. Hembusan angin juga cukup membuat tubuh bergetar kedinginan dan menimbulkan suara dari dedaunan yang saling bersinggungan satu sama lainnya.

Sunyi. Itulah kesan yang terdapat didalam kamar pengantin baru ini. Tak ada yang berani membuka pembicaraan diantara keduanya. Mereka hanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“Hyun-ie” Hyun Hyo menoleh saat menyadari namja yang baru beberapa jam yang lalu menjadi suaminya itu baru saja memanggilnya.
“Nde, Oppa? Kau butuh sesuatu?”
“Aniya. Aku hanya heran kenapa kau terus diam?” tanya Yesung.
“Aku hanya belum terbiasa tidur satu bed dengan namja” jawab Hyun Hyo.

Yesung tersenyum simpul saat mendengar penuturan dari istrinya itu. Ia menghela napasnya sejenak.
“Itu biasa. Lama kelamaan kau akan terbiasa” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk. Yeoja itu lantas melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.
“Sudah malam. Tidurlah, Oppa”
“Tapi kau juga harus tidur” Hyun Hyo mengangguk. Mereka pun segera merebahkan diri mereka masing-masing.

Tak selamanya pernikahan Hyun Hyo dan Yesung emmbawa kebahagiaan bagi semua orang. Itulah yang dirasakan Donghae. Namja itu harus dengan terpaksa melepas yeoja yang sangat ia cintai untuk namja lain. Ia memang sangat ingin ikut berbahagia melihat yeoja yang ia sangat ia cintai selama bertahun-tahun ini telah mendapatkan seorang namja yang sesuai dengannya. Tapi ia tak bisa mengingkari perasaannya. Didalam benak hatinya ia ingin sekali berteriak dan menarik paksa Hyun Hyo saat yeoja itu mengucapkan janji suci bersama namja lain dialtar tadi.

Donghae melirik sekilas sebuah foto yang ia pasang dibingkai yang ia letakkan dimeja kecil dikamarnya. Ia perlahan mulai meraih foto itu. Bibirnya tersenyum manis saat melihat wajah Hyun Hyo yang tersenyum bersamanya didalam foto itu.
“Aku telah kalah. Mungkin kau belum jodohku, Hyun-ie. Berbahagialah bersama Yesung hyung” gumamnya dengan banyak sekali genangan air dikedua kelopak matanya.

Hari ini udara berhembus cukup kencang menandakan musim dingin akan segera tiba. Beberapa tetes salju juga terlihat sudah jatuh dimuka bumi ini. Namun cuaca dingin itu seakan tak terasa bagi pasangan ini. Mereka sama sekali tak merasakan dingin dengan masih berpelukan diranjang mereka. Hyun Hyo. Yeoja itu perlahan membuka matanya dan melihat suaminya sudah membuka matanya terlebih dahulu.
“Selamat pagi, Nyonya Kim” Hyun Hyo tersenyum.
“Selamat pagi juga, Tuan Kim” balas Hyun Hyo dengan mulai turun dari bednya dan membantu Yesung untuk duduk dikursi roda.

“Aku akan membuatkanmu sarapan” ucap Hyun Hyo.
“Kenapa tidak menyuruh ahjumma saja?”
“Yang istrimu itu aku atau ahjumma, heum? Mulai sekarang aku akan mengurusmu bukan sebagai salah satu pasienku atau sebagai namjachinguku lagi tapi sebagai suamiku” ucap Hyun Hyo dengan tersenyum manis.
“Nde. Arraseo”

Waktu memang masih sangat pagi. Namun keadaan Rumah Sakit tempat Donghae bekerja sudah nampak sangat ramai. Namja bermata sendu itu terlihat baru saja sampai disana. Sepanjang perjalanannya menuju keruangannya, ia banyak sekali mendengar pembicaraan para suster tentang pernikahan yang dihelat oleh Hyun Hyo kemarin.

“Kenapa Dokter Shin mau memiliki suami seperti itu? Apa dia tidak takut kalau tiba-tiba saja ia ditinggal oleh suaminya? Kulihat penyakitnya sudah cukup parah” ucap seorang suster.
“Kau benar. Dokter Shin itu kan cantik. Tapi kenapa dia mau memiliki suami seperti itu? Kalau aku jadi dia, aku mungkin akan mencari namja yang jauh lebih sempurna” ucap suster lainnya.

“Jika mau mengomentari sesuatu, langsung berhadapan saja dengan Dokter Shin. Jangan mengomentarinya dibelakang” sahut Donghae. Para suster itu hanya terdiam dan menunduk.
“Kalian hanya belum tahu siapa suami Dokter Shin yang sesungguhnya” para suster itu mulai mendongak heran.
“Maksud Dokter?”
“Kalian pasti tahu kalau dia salah satu pasienku. Dia namja yang berbeda dari namja yang lain. Dia kuat. Dan dia terus berusaha hidup untuk istrinya. Dia cukup tangguh melawan penyakitnya selama bertahun-tahun ini” jelas Donghae.
“Mianhaeyo, Dokter. Kami tidak bermaksud menjelek-jelekkan Dokter Shin maupun suaminya” ucap salah satu suster itu dengan membungkukkan badannya.
“Nde. Lain kali jangan pernah kalian menyalahi takdir Tuhan” para suster itu mengangguk.

Sebuah mantel berwarna hitam kesayangannya telah melekat ditubuh Hyun Hyo untuk menghangatkan dirinya. Ia telah berpenampilan rapi untuk segera berangkat ketempatnya bekerja. Surainya yang kini kecoklatan ia ikat satu keatas menampilkan lehernya yang jenjang. Polesan make up yang begitu minimalis justru membuat yeoja itu terlihat semakin cantik. Setelah dirasa cukup dengan penampilannya, ia pun segera keluar dari kamarnya.

Hyun Hyo terhenti langkahnya saat melihat Yesung yang mencoba untuk bisa bangkit dari kursi rodanya. Ia hany terdiam melihat namja itu bersusah payah disana. Hingga akhirnya ia sedikit berlari kearah namja itu saat menyadari Yesung hendak terjatuh darisana. Ia dengan sekuat tenaga menahan tubuh Yesung yang lebih besar darinya dan mendudukkannya kembali dikursi roda.

“Ada apa?” tanyanya.
“Aku hanya ingin mencoba berdiri dari kursi ini. Aku tidak mau selamanya duduk disini, Yeobo” Hyun Hyo yang berposisi berjongkok didepan Yesung, hanya menundukkan kepalanya seraya menggenggam erat tangan namja yang baru sehari menjadi suaminya itu.
“Kau tidak perlu memaksakan diri, Oppa”
“Tapi aku tidak mau terus begini” ucap Yesung dengan meneteskan air matanya.
“Oppa, aku sudah berkali-kali bilang padamu. Aku tidak pernah menuntutmu apapun, kan? Jika memang keadaannya begini biarkan saja. Ini akan membuatku berusaha untuk membuktikan bahwa aku bisa menjadi seorang istri yang baik untukmu. Jadi biarkan semua ini terjadi begitu saja. Jangan memaksakan dirimu untuk melakukan hal-hal yang bisa membahayakan untuk dirimu” Yesung mengangguk pelan.
“Baiklah aku akan berangkat ke Rumah Sakit dulu. Jika butuh apa-apa seperti biasa ahjumma akan membantumu” sekali lagi Yesung mengangguk. Sebelum pergi, Hyun Hyo mengecup sekilas pipi kiri suaminya dan tersenyum manis padanya.
~To Be Continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar