GENRE : SAD-ROMANCE
HURT
ANGST
CAST : SHIN HYUN HYO
KIM YESUNG
LEE DONGHAE
OTHERS ~
LENGHT : CHAPTERED
RATING : PG-17
“Kau yakin dengan yang kau ucapkan
tadi?” tanya Yesung.
“Jika aku tidak yakin, aku tidak
akan mau menjadi yeojachingumu selama 2 tahun ini, Oppa” ucap Hyun Hyo.
“Tapi aku tidak yakin semua itu akan
berlangsung lama” ucap Yesung dengan menundukkan kepalanya. Hyun Hyo tersenyum
simpul dan mengangkat dagu Yesung.
“Jika memang semua itu tidak akan
berlangsung lama, semua itu kehendak Tuhan. Biarkan semua itu terjadi dengan
sendirinya. Yang terpenting aku sangat mencintaimu, Oppa. Dan aku ingin
menjagamu dan selalu ada disisimu bukan sebagai yeojachingumu lagi melainkan
sebagai istrimu” beberapa tetes air mata turun begitu saja dari kelopak mata
Yesung. Ia tak menyangka sama sekali bahwa masih ada orang yang begitu
mencintainya walau keadaannya serba terbatas.
~Happy Reading~
Pernikahan. Sebuah upacara sakral
bagi siapa saja yang melaksanankannya. Raut-raut wajah gembira bisa tergambar
dari pasangan yang melaksanakan acara tersebut termasuk juga Hyun Hyo dan
Yesung. Mereka mengadakan sebuah acara pernikahan dengan sangat sederhana. Tak
banyak tamu yang diundang dalam acara itu.
Tak selamanya semua orang yang ada
disana ikut berbahagia atas pernikahan Hyun Hyo dan Yesung. Ada seorang namja
yang sedari tadi hanya terdiam menatap mereka yang terus memamerkan senyuman
kebahagiaan. Ya. Namja itu adalah Donghae. Tak bisa ia pungkiri bahwa ia masih
sangat mencintai yeoja bermarga Shin itu. Tak kurang sedikitpun rasa cintanya
terhadap yeoja itu. Ingin rasanya ia ikut berbahagia melihat yeoja yang ia
cintai sedang berbahagia saat ini. Namun ia tak bisa membohongi perasaannya
sendiri bahwa hatinya masih terasa sakit bahkan sangat sakit saat melihat Hyun
Hyo harus mengucapkan janji suci dialtar bersama namja lain.
Seakan sadar dengan keadaan
tersebut, Hyun Hyo sesekali melirik kearah Donghae yang sedari tadi menjauh
darinya dan Yesung. Ia tahu bahwa namja itu masih menyimpan rasa dengannya. Tak
ada niat untuk menyakitinya sama sekali. Hanya saja ia tak mau membuat
perasaannya menderita karena pada kenyataannya ia mencintai seorang Kim Yesung
bukan Lee Donghae.
Malam telah tiba. Sinar rembulan
dengan terangnya menyinari bumi menggantikan matahari dengan ditemani banyaknya
bintang yang tersebar dilangit dengan indahnya. Hembusan angin juga cukup
membuat tubuh bergetar kedinginan dan menimbulkan suara dari dedaunan yang
saling bersinggungan satu sama lainnya.
Sunyi. Itulah kesan yang terdapat
didalam kamar pengantin baru ini. Tak ada yang berani membuka pembicaraan
diantara keduanya. Mereka hanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya
masing-masing.
“Hyun-ie” Hyun Hyo menoleh saat
menyadari namja yang baru beberapa jam yang lalu menjadi suaminya itu baru saja
memanggilnya.
“Nde, Oppa? Kau butuh sesuatu?”
“Aniya. Aku hanya heran kenapa kau
terus diam?” tanya Yesung.
“Aku hanya belum terbiasa tidur satu
bed dengan namja” jawab Hyun Hyo.
Yesung tersenyum simpul saat
mendengar penuturan dari istrinya itu. Ia menghela napasnya sejenak.
“Itu biasa. Lama kelamaan kau akan
terbiasa” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk. Yeoja itu lantas melirik kearah
jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.
“Sudah malam. Tidurlah, Oppa”
“Tapi kau juga harus tidur” Hyun Hyo
mengangguk. Mereka pun segera merebahkan diri mereka masing-masing.
Tak selamanya pernikahan Hyun Hyo
dan Yesung emmbawa kebahagiaan bagi semua orang. Itulah yang dirasakan Donghae.
Namja itu harus dengan terpaksa melepas yeoja yang sangat ia cintai untuk namja
lain. Ia memang sangat ingin ikut berbahagia melihat yeoja yang ia sangat ia
cintai selama bertahun-tahun ini telah mendapatkan seorang namja yang sesuai
dengannya. Tapi ia tak bisa mengingkari perasaannya. Didalam benak hatinya ia
ingin sekali berteriak dan menarik paksa Hyun Hyo saat yeoja itu mengucapkan
janji suci bersama namja lain dialtar tadi.
Donghae melirik sekilas sebuah foto
yang ia pasang dibingkai yang ia letakkan dimeja kecil dikamarnya. Ia perlahan
mulai meraih foto itu. Bibirnya tersenyum manis saat melihat wajah Hyun Hyo
yang tersenyum bersamanya didalam foto itu.
“Aku telah kalah. Mungkin kau belum
jodohku, Hyun-ie. Berbahagialah bersama Yesung hyung” gumamnya dengan banyak
sekali genangan air dikedua kelopak matanya.
Hari ini udara berhembus cukup
kencang menandakan musim dingin akan segera tiba. Beberapa tetes salju juga
terlihat sudah jatuh dimuka bumi ini. Namun cuaca dingin itu seakan tak terasa
bagi pasangan ini. Mereka sama sekali tak merasakan dingin dengan masih
berpelukan diranjang mereka. Hyun Hyo. Yeoja itu perlahan membuka matanya dan
melihat suaminya sudah membuka matanya terlebih dahulu.
“Selamat pagi, Nyonya Kim” Hyun Hyo
tersenyum.
“Selamat pagi juga, Tuan Kim” balas
Hyun Hyo dengan mulai turun dari bednya dan membantu Yesung untuk duduk dikursi
roda.
“Aku akan membuatkanmu sarapan” ucap
Hyun Hyo.
“Kenapa tidak menyuruh ahjumma
saja?”
“Yang istrimu itu aku atau ahjumma,
heum? Mulai sekarang aku akan mengurusmu bukan sebagai salah satu pasienku atau
sebagai namjachinguku lagi tapi sebagai suamiku” ucap Hyun Hyo dengan tersenyum
manis.
“Nde. Arraseo”
Waktu memang masih sangat pagi.
Namun keadaan Rumah Sakit tempat Donghae bekerja sudah nampak sangat ramai.
Namja bermata sendu itu terlihat baru saja sampai disana. Sepanjang
perjalanannya menuju keruangannya, ia banyak sekali mendengar pembicaraan para
suster tentang pernikahan yang dihelat oleh Hyun Hyo kemarin.
“Kenapa Dokter Shin mau memiliki
suami seperti itu? Apa dia tidak takut kalau tiba-tiba saja ia ditinggal oleh
suaminya? Kulihat penyakitnya sudah cukup parah” ucap seorang suster.
“Kau benar. Dokter Shin itu kan
cantik. Tapi kenapa dia mau memiliki suami seperti itu? Kalau aku jadi dia, aku
mungkin akan mencari namja yang jauh lebih sempurna” ucap suster lainnya.
“Jika mau mengomentari sesuatu,
langsung berhadapan saja dengan Dokter Shin. Jangan mengomentarinya dibelakang”
sahut Donghae. Para suster itu hanya terdiam dan menunduk.
“Kalian hanya belum tahu siapa suami
Dokter Shin yang sesungguhnya” para suster itu mulai mendongak heran.
“Maksud Dokter?”
“Kalian pasti tahu kalau dia salah
satu pasienku. Dia namja yang berbeda dari namja yang lain. Dia kuat. Dan dia
terus berusaha hidup untuk istrinya. Dia cukup tangguh melawan penyakitnya
selama bertahun-tahun ini” jelas Donghae.
“Mianhaeyo, Dokter. Kami tidak
bermaksud menjelek-jelekkan Dokter Shin maupun suaminya” ucap salah satu suster
itu dengan membungkukkan badannya.
“Nde. Lain kali jangan pernah kalian
menyalahi takdir Tuhan” para suster itu mengangguk.
Sebuah mantel berwarna hitam
kesayangannya telah melekat ditubuh Hyun Hyo untuk menghangatkan dirinya. Ia
telah berpenampilan rapi untuk segera berangkat ketempatnya bekerja. Surainya
yang kini kecoklatan ia ikat satu keatas menampilkan lehernya yang jenjang.
Polesan make up yang begitu minimalis justru membuat yeoja itu terlihat semakin
cantik. Setelah dirasa cukup dengan penampilannya, ia pun segera keluar dari
kamarnya.
Hyun Hyo terhenti langkahnya saat
melihat Yesung yang mencoba untuk bisa bangkit dari kursi rodanya. Ia hany
terdiam melihat namja itu bersusah payah disana. Hingga akhirnya ia sedikit
berlari kearah namja itu saat menyadari Yesung hendak terjatuh darisana. Ia
dengan sekuat tenaga menahan tubuh Yesung yang lebih besar darinya dan
mendudukkannya kembali dikursi roda.
“Ada apa?” tanyanya.
“Aku hanya ingin mencoba berdiri
dari kursi ini. Aku tidak mau selamanya duduk disini, Yeobo” Hyun Hyo yang
berposisi berjongkok didepan Yesung, hanya menundukkan kepalanya seraya
menggenggam erat tangan namja yang baru sehari menjadi suaminya itu.
“Kau tidak perlu memaksakan diri,
Oppa”
“Tapi aku tidak mau terus begini”
ucap Yesung dengan meneteskan air matanya.
“Oppa, aku sudah berkali-kali bilang
padamu. Aku tidak pernah menuntutmu apapun, kan? Jika memang keadaannya begini
biarkan saja. Ini akan membuatku berusaha untuk membuktikan bahwa aku bisa
menjadi seorang istri yang baik untukmu. Jadi biarkan semua ini terjadi begitu
saja. Jangan memaksakan dirimu untuk melakukan hal-hal yang bisa membahayakan
untuk dirimu” Yesung mengangguk pelan.
“Baiklah aku akan berangkat ke Rumah
Sakit dulu. Jika butuh apa-apa seperti biasa ahjumma akan membantumu” sekali
lagi Yesung mengangguk. Sebelum pergi, Hyun Hyo mengecup sekilas pipi kiri
suaminya dan tersenyum manis padanya.
~To Be Continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar