Minggu, 14 Juni 2015

FF | Loyalty In Love Part 6

AUTOR : Avi Yeoja Elforever
GENRE : SAD-ROMANCE
                 HURT
                 ANGST
CAST    : SHIN HYUN HYO
                KIM YESUNG
                LEE DONGHAE
                OTHERS ~

LENGHT : CHAPTERED
RATING  : PG-17



Hyun Hyo sedikit tersentak saat merasakan tangan Donghae menepuk kedua bahunya dari belakang. Dengan perlahan Donghae membalikkan tubuh yeoja yang mungkin masih mengisi hatinya itu.
“Aku tau kau lelah. Jika kau sampai jatuh sakit, Yesung hyung pasti akan khawatir padamu. Pulanglah. Nanti kau boleh kemari lagi setelah kau mengistirahatkan tubuhmu” akhirnya pun yeoja cantik itu mengangguk. Ia lantas meraih mantelnya dan kunci mobilnya serta segera keluar darisana.





~Happy Reading~




Mata memang salah satu anggota tubuh yang begitu menarik bagi sebagian orang. Terlebih lagi jika kedua mata itu memiliki pandangan yang lembut dan juga sendu. Namun tidak selamanya seseorang yang memiliki pandangan mata lembut nan sendu akan memiliki daya tarik yang hebat. Tak jarang seseorang yang memiliki pandangan mata yang tajam nan menusuk juga terkadang memiliki daya tarik tersendiri.

Sama halnya dengan namja bernama lengkap Kim Yesung. Ia memang memiliki pandangan mata yang tajam dan sangat menusuk. Namun itu justru yang membuat Hyun Hyo begitu bahagia jika melihat kedua matanya. Dan kini kedua mata yang sedari tadi masih terpejam itu, sekarang nampak sedikit demi sedikit mulai terbuka. Kedua matanya berkeliling sejenak menyusuri keadaan yang berada disekitarnya.

“Kau sudah sadar, Hyung” Yesung menoleh dan mendapati Donghae yang berjalan kearahnya.
“Kau pasti mencari Hyun Hyo” ucap Donghae dengan tersenyum.
“Tenang saja, Hyung. Aku menyuruhnya pulang agar ia beristirahat sejenak. Kau tau? Sedari tadi ia terus disini untuk menemanimu” tambahnya.
“Gomawo, Hae” Donghae mengangguk.

Kedua namja itu menoleh saat mendengar ada seseorang yang membuka pintu ruangan yang dipenuhi oleh warna putih itu. Seorang yeoja cantik yang sedang mengenakan dress sederhana berwarna putih dan bawahan berwarna kuning cerah dengan surai kecoklatannya yang ia ikat setengah kepala tengah memandang kedua namja itu dari ambang pintu.

“Kemarilah” Hyun Hyo pun mulai berjalan perlahan menghampiri kedua namja tampan itu.
“Baiklah karena Hyun Hyo sudah ada disini, aku akan keluar darisini” ucap Donghae dengan kemudian membalikkan tubuhnya.
“Oppa chakkaman” Donghaepun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kebelakang.
“Gomawo sudah menjaga Yesung oppa” Donghae tersenyum dan mengangguk.

Tanpa sepengetahuan Yesung dan Hyun Hyo, Donghae telah berjuang untuk menahan air matanya saat didepan pasangan itu. Dan ia akhirnya menumpahkan air matanya saat ia keluar dari ruangan Yesung. Ada perasaan sakit saat melihat pandangan Hyun Hyo yang dilontarkan pada Yesung. Cengeng? Memang. Donghae memang namja yang cengeng jika itu disangkut pautkan dengan perasaan. Bagaimana tidak? Ia sudah menyukai Hyun Hyo selama 2 tahun namun ia masih gagal untuk mendapatkan hati yeoja itu.

“Kenapa aku masih saja belum bisa melupakan Hyun Hyo? Ayolah Lee Donghae. Hyun Hyo sudah menjadi istri orang lain. Kau harus bisa melupakannya dan kau harus bisa merelakannya untuk orang lain. Lagipula ia tidak mencintaimu.” Gumamnya.
“Ya. Aku harus melupakannya” tambahnya.

Tak terasa bulan ketiga pernikahan Hyun Hyo dan Yesung telah tiba. Semakin hari kehidupan rumah tangga mereka pun terlihat semakin indah meski terkadang Hyun Hyo dibuat resah dan khawatir akibat kondisi Yesung yang terkadang sedang drop secara tiba-tiba.

Dan hari ini, Hyun Hyo nampak sedang tersenyum manis dengan membawa sebuah amplop coklat ditangannya seraya berjalan menuju keruangan pribadinya. Ya. Ia memang sedang berada di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Donghae yang melihatnya, hanya terheran-heran mengapa yeoja cantik itu terlihat begitu bahagia hari ini.

“Ada apa denganmu hari ini?” tanya Donghae setelah ia ikut masuk keruangan Hyun Hyo.
“Aniya, Oppa”
“Kau aneh hari ini” Hyun Hyo tersenyum. Ia pun mulai mendekati Donghae.

“Hari ini adalah hari ulang tahun Yesung oppa dan aku sudah menyiapkan sebuah hadiah yang pasti membuatnya sangat bahagia” ucap Hyun Hyo.
“Jinjja? Hadiah apa?”
“Kau tidak perlu tahu akan hal itu. Yang akan mengetahuinya pertama kali adalah Yesung oppa” ucap Hyun Hyo dengan senyuman yang tidak pudar dari wajahnya.
“Kalau begitu, aku akan ikut denganmu kerumahmu dan aku juga ingin tahu hadiah itu” ucap Donghae juga dengan senyumannya.
“Geurrae”

Matahari sudah mulai condong ke barat. Dan itu menandakan bahwa Hyun Hyo sudah perjalanan pulang kerumahnya yang tak begitu jauh dari Rumah Sakit tempatnya bekerja. Memang tak butuh waktu yang lama. Hanya sekitar 30 menit saja ia sudah sampai dirumah mewahnya. Dan seperti kata Donghae tadi, namja itu benar-benar ikut untuk pergi kerumah temannya itu

Sebuah kue ulang tahun berlapis cream coklat kesukaan Yesung telah bersemayam di tangan Hyun Hyo. Dengan terus tersenyum, yeoja bermata sendu itupun mulai melangkahkan kakinya untuk masuk kerumah mewahnya dan tentu saja dengan Donghae yang mengikutinya dari belakang.

“Anda sudah pulang, Nona” sapa ahjumma yang memang sudah lama bekerja bersama Hyun Hyo.
“Nde, Ahjumma. Apa Yesung oppa ada dikamarnya?” tanya Hyun Hyo. Ahjumma hanya membalasnya dengan anggukan kepalanya. Hyun Hyo dan Donghae pun dengan segera melesat kekamar milik Hyun Hyo dan Yesung.

Dengan perlahan Hyun Hyo mulai membuka pintu kamarnya yang bercat putih itu. Dilihatnya Yesung yang tengah duduk bersandar dikepala bednya dan tersenyum kearah Hyun Hyo dan Donghae. Serupa dengan Yesung, Donghae dan Hyun Hyo juga terlihat tersenyum manis kearah namja yang kini bertubuh sedikit kurus itu.

Dengan terus tersenyum, Hyun Hyo pun mendudukkan dirinya ditepi bed itu dan menunjukkan kue yang ia bawa tadi kearah Yesung.
“Saengil chukkae hamnida, Oppa. Jeongmal saranghae” ucap Hyun Hyo dengan mengecup sekilas bibir Yesung.
“Gomawo, Yeobo. Kau memang selalu bisa membuatku tersenyum” ucap Yesung setelah Hyun Hyo melepaskan pautan bibirnya.

Berbeda dengan pasangan manis itu yang selalu menampilkan senyuman mereka, seorang Lee Donghae terus saja diam dengan menundukkan kepalanya dan mencoba untuk selalu tersenyum walaupun didalam hatinya menangis. Ia memang sedih ketika melihat yeoja yang masih begitu ia cintai, tengah mengecup bibir namja lain tepat didepannya. Namun disisi lain, ia juga harus merasakan kebahagiaan ketika melihat yeoja itu juga bahagia meski harus bersama namja lain.

“Hae-ah” Donghae pun mendongak dan menampilkan senyum paksaannya dihadapan Hyun Hyo dan Yesung.
“Ah aku lupa. Saengil chukkae hamnida, Hyung” ucap Donghae. Yesung hanya terdiam dan membalanya dengan sebuah senyuman dari bibir pucatnya.
“Kenapa dari tadi kau diam saja?” tanya Yesung.
“Nan gwenchana, Hyung” jawab Donghae singkat.

Untuk menghilangkan kesunyian yang sempat terjadi dikamar itu, Hyun Hyo dengan lembut mengarahkan pandangan Yesung kearahnya.
“Aku punya sesuatu untukmu” ucap yeoja itu dengan meraih sebuah amplop yang ia bawa sejak dari Rumah Sakit tadi.
“Mwoya? Sebuah kado?”
“Ya. Dan kuharap kau akan bahagia dengan sesuatu yang kubawa ini” ucap Hyun Hyo dengan menyerahkan amplop itu pada suaminya.

Dengan penuh kepastian Yesung mulai membuka amplop itu dengan sekuat tenaganya. Mengapa membuka amplop harus dengan sekuat tenaga? Jangankan untuk membuka amplop, mengangkat sendok saja ia tidak sanggup. Itu dikarenakan sistem saraf yang ada ditangannya sudah tak berfungsi sejak 2 tahun lalu.

Kedua onix kembar Yesung berbinar setelah membaca isi dari amplop itu. Ia memang tidak mengerti tentang kesimpulan hasil pemeriksaan dokter diamplop itu. Namun ia cukup paham bahwa didalam hasil itu telah menyatakan bahwa istrinya, Hyun Hyo saat ini tengah berada dalam kondisi berbadan dua.

Ia mengangkat kepalanya dan menatap sendu kearah Hyun Hyo yang kini tengah tersenyum manis kearah namja bermata sipit itu.
“Kau mengerti maksudnya, kan?” Yesung mengangguk. Dengan cepat Hyun Hyo segera mendekap erat tubuh lemah Yesung yang tengah bersandar itu.
“Aku akan menjaganya untukmu. Dan kau harus bisa bertahan dan membesarkannya bersamaku” sekali lagi Yesung kembali mengangguk.
‘Aku akan bertahan untuk aegya kita, Hyun-ie’ ucap Yesung dalam hatinya.

Rasa terkejut juga menghampiri Donghae. Mungkin ini akhir dari rasa suka Donghae kepada Hyun Hyo. Selama ini, ia memang benar-benar masih menyukai Hyun Hyo. Namun dengan adanya berita ini, mungkin ini akan menjadi rambu-rambu bagi Donghae untuk melupakan yeoja berparas cantik itu. Hatinya sakit? Itu pasti. Mana ada seseorang yang yang tidak sakit hati jika kejadian ini menimpa pada orang tersebut.

“Oppa” Donghae menoleh.
“Nde, Hyun-ie”
“Gwenchana, Oppa? Apa kau tidak senang jika mendengar kabar ini?” tanya Hyun Hyo yang lantas membuat Donghae berkeringat.
“Tentu saja aku senang. Mengapa harus tidak senang?” ucap Donghae dengan menampilkan senyuman palsunya.

Matahari sudah mulai bersemayam disebelah barat. Dan Donghae terlihat sudah terlihat berbaring ditempat tidurnya. Ia menangis. Air matanya terus berjatuhan dan membuat basah kuyup sarung bantalnya. Sejenak ia memandang figura yang ia letakkan disebuah meja yang ada disebelah bednya. Disitu terpampang jelas foto dirinya bersama Hyun Hyo saat mereka sedang tersenyum riang.

Ia bangkit dari tempat tidurnya dan meraih bingkat foto itu. Air matanya tak terasa telah jatuh dibingkai foto itu.
“Hyun-ie, apa kau tahu kalau aku sebenarnya masih sangat mencintaimu? Salah? Aku memang salah, Hyun-ie. Aku memang salah karena sudah mencintai istri orang. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Tapi kali ini sepertinya aku sudah kalah. Sebentar lagi hasil dari pernikahanmu dengan Yesung hyung akan segera hadir. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang selain mengucapkan selamat untukmu dan Yesung hyung” ucap Donghae.

Berbeda jauh dengan Donghae yang tengah terpuruk, Hyun Hyo dan Yesung justru tengah berbahagia dan merasa tak sabar untuk menyambut kelahiran aegya pertama mereka meski waktunya masih lama. Sebuah senyuman selalu tersemat dalam wajah mereka berdua.

Pagi ini matahari bersinar dengan terang menandakan musim semi telah tiba. Pasangan indah ini masih terlihat berdekapan erat dibed mereka. Nampak kedua mata dari sang namja baru terbuka. Ia tersenyum melihat sang istri yang masih tertidur pulas didekapannya. Namun, setetes demi setetes air matanya mulai melunjur dengan derasnya ke kedua pipi chubbynya yang sekarang terlihat sedikit lebih tirus.
‘Aku memang beruntung karena memiliki anae seperti Hyun Hyo. Jika tidak ada dia, apakah ada yeoja yang masih mau dengan namja berpenyakitan ini?’ ucap Yesung didalam hatinya.

“Ini masih pagi dan kenapa kau sudah menangis, heum?” Yesung sedikit tersentak saat mendengar suara Hyun Hyo. Ia tak menyadari jika air matanya telah membasahi wajah Hyun Hyo.
“Apa aku mengganggumu?” Hyun Hyo pun segera bangkit dari tidurnya dan menatap intens Yesung.
“Kau belum menjawab pertanyaanku tapi kau malah sudah melemparkan pertanyaan padaku” Yesung tersenyum.

“Aku tidak apa-apa, Yeobo” Hyun Hyo segera bagkit dari tidurnya.
“Tidak apa-apa? Aku tidak percaya” Yesung masih bertahan dengan senyumannya. Mengerti maksud Yesung yang hendak bersandar pada kepala bed, dengan sigap Hyun Hyo pu segera membantunya. Dengan tenaganya, Yesung mencoba mengangkat tangan kirinya dan mengusap lembut pipi Hyun Hyo yang kini terlihat sedikit tirus dari biasanya.
‘Pipinya tak seperti dulu lagi. Ia memang sedikit lebih kurus sekarang. Apa ini karena ia yang lelah mengurusku?’ ucap Yesung dalam hati. Air mata pun kembali menetes dikedua pipi Yesung.

Yesung merasakan sebuah kehangatan pada tangannya. Ia mendongak dan melihat tangan Hyun Hyo tengah menggenggam tangannya yang masih bertahan dipipi yeoja 26 tahun itu.
“Kau itu sebenarnya kenapa? Ceritalah padaku” Yesung mengatur napasnya sejenak dan menatap kedua mata indah yang bertahun-tahun ini tidak bosan untuk dipandangnya.

“Aku tidak apa-apa” ucap Yesung.
“Kau bohong” sahut Hyun Hyo cepat.
“Sungguh. Aku tidak apa-apa”
“Oppa, aku sudah mengenalmu lebih dari 3 tahun. Dan aku sangat tahu bagaimana dirimu” ucap Hyun Hyo.

Sejenak Yesung menatap lembut kearah anaenya yang kini juga tengah menatapnya sendu. Ia tersenyum simpul,
“Aku hanya berpikir, jika seumpama tidak ada kau didunia ini, apakah ada seorang yeoja yang masih mau denganku dengan keadaanku yang seperti ini?” ucap Yesung dengan membendung banyak air matanya dipelupuk matanya.
“Jikapun tidak ada aku, yakinlah bahwa Tuhan telah menyiapkan seorang yeoja yang mungkin jauh lebih pantas untukmu dibandingkan aku” ucap Hyun Hyo dengan mengusap lembut air mata Yesung yang perlahan mulai turun di kedua pipinya.

“Yeobo” Hyun Hyo sedikit memiringkan kepalanya.
“Gomawo” ucap Yesung dengan mengarahkan tangannya diperut Hyun Hyo yang masih datar. Yeoja itu hanya tersenyum manis kearah suaminya dan mengangguk. Perlahan ia mulai mendekatkan wajah cantiknya kewajah tampan milik Yesung. Spontan mereka pun memejamkan kedua mata mereka dan mulai merasakan kehangatan dibibir mereka.

CKLEK ~

“Ah mianhae” ucap ahjumma yang tiba-tiba membuka pintu kamar mereka dan sontak membuat mereka segera melepaskan pautan mereka.
“Tadi saya mencoba mengetuk pintu tapi saya kira kalian masih tidur jadi saya masuk begitu saja” ucap ahjumma.
“Nan gwenchana, ahjumma. Terima kasih karena sudah ingin membangunkan kami” ahjumma mengangguk.

Setelah ahjumma keluar dari kamar berdominasi warna putih itu, Hyun Hyo hanya tersenyum malu kearah Yesung yang kini juga menatapnya.
“Kau malu?” Hyun Hyo mengangguk.
“Kau tidak malu?” Yesung menggeleng pelan.
“Karena aku sudah lama tidak merasakan yang tadi” keduanya pun tertawa bersama.



~To Be Continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar