Selasa, 04 Agustus 2015

FF | HE IS MY ANGEL PART 1

AUTOR            : Avi Yeoja Elforever
CAST               : CHO KYUHYUN            SHIN HYUN HYO
                           LEE DONGHAE              LEE HYUN RIN
GENRE            : FANTASY
LENGHT         : CHAPTERED
RATING          : PG-18




~ Happy Reading ~

Musim panas mulai tiba. Sang raja siang pun mulai berani menampakkan sinarnya untuk menerangi Ibukota Korea Selatan ini. Ya. Seoul. Sinar matahari itu terlihat bebas masuk ke salah satu ruangan di suatu Rumah Sakit besar dikota yang menjadi surga para Kpopers.

Nampak seorang gadis manis duduk disebuah kursi yang tepat menghadap kearah jendela ruangan Rumah Sakit itu. Kedua mata cantiknya terus terfokus kearah langit yang menurutnya sangat indah pagi itu. Hingga ia tak menyadari bahwa ada seorang dokter muda nan tampan yang masuk keruangannya.

“Selamat pagi, Nona Shin” gadis bernama lengkap Shin Hyun Hyo itu pun akhirnya menoleh.
“Selamat pagi juga, Dokter Lee” dokter bernama Lee Donghae itu tersenyum seraya meletakkan makanan dan minuman yang mungkin ditujukan pada Hyun Hyo.
“Bagaimana kondisimu?” tanya Donghae.
“Sudah lebih baik” jawab Hyun Hyo dengan memamerkan senyuman manisnya.

Donghae pun melangkahkan kakinya mendekati posisi duduk Hyun Hyo. Ia tanpa segan segera memapah tubuh gadis itu dan membawanya duduk dibed miliknya dengan bersandar dikepala bed.
“Apa kepalamu masih sakit?” tanya Donghae lagi.
“Aniya. Hanya terkadang masih terasa pusing” jawab Hyun Hyo. Donghae hanya mengangguk-angguk mengerti.
“Hem~Geurrae. Aku akan mengganti perban dikepalamu dulu” Hyun Hyo mengangguk.

Gadis bermata sayu itu hanya bisa diam saat Donghae perlahan melepas perban yang melilit kepalanya dan menggantinya dengan yang baru. Sedangkan Donghae juga terdiam melihat beberapa jahitan yang memang ia lakukan didahi Hyun Hyo sekitar 3 hari yang lalu.
“Kau yakin kepalamu sudah tidak sakit?” Hyun Hyo mengangguk pelan. Donghae hanya mengangguk-angguk mengerti dengan sebuah senyuman tipis dibibir tipisnya.

“Kau belum makan, heum?” tanya Donghae saat melihat makanan Hyun Hyo yang masih belum tersentuh disebuah meja yang berada tak jauh dari mereka.
“Belum, Dokter Lee. Aku belum lapar” jawab Hyun Hyo.
“Kau harus makan agar kondisimu cepat membaik” ucap Donghae dengan menyambar cepat mangkuk bubur.
“Dokter, aku bisa memakannya sendiri” ucap Hyun Hyo dengan menahan tangan Donghae yang hendak menyuapinya.

Donghae dengan perlahan meletakkan kembali mangkuk bubur itu. Ia pun duduk disebuah kursi yang berada tepat disamping bed Hyun Hyo. Tak lupa ia juga dengan setia memasang sebuah senyuman indah diwajah tampan miliknya.
“Apa Dokter tidak memulai praktek?” tanya Hyun Hyo.
“Apa kau lupa? Jam praktekku itu satu jam lagi” jawab Donghae. Hyun Hyo pun segera menoleh kearah jam dinding yang berada diruangannya. Memang benar ini baru jam 8 pagi sedangkan Donghae memulai prakteknya jam 9 pagi.
“Kalau begitu sebaiknya Dokter keruanganmu saja dan bersantai-santai terlebih dahulu sampai masuk jam praktek” Donghae tersenyum.
“Dan aku pasti akan mati berdiri karena bosan disana” ucap Donghae.

Tanpa menunggu perintah ataupun persetujuan dari pasiennya, Donghae pun kembali meraih mangkuk bubur itu dan berniat menyuapi gadis yang saat ini tengah menatapnya itu.
“Lagipula aku juga tidak percaya kalau kau akan menghabiskan makananmu” ucap Donghae.Hyun Hyo hanya terdiam.
“Sekarang buka mulutmu” Hyun Hyo akhirnya mematuhi perintah dari Dokter yang selama ini menanganinya itu.

Hyun Hyo memang tengah berada di Rumah Sakit karena 3 hari lalu ia baru saja mengalami kecelakaan. Mobilnya hancur dan membuatnya harus memiliki luka yang cukup serius dikepalanya. Hyun Hyo tidak sendirian dalam kecelakaan mengerikan itu. Ia bersama dengan seseorang dimobil naas tersebut. Dan sayangnya orang tersebut meninggal dalam kecelakaan itu setelah dilarikan di Rumah Sakit yang sama dengan Hyun Hyo. Ia benar-benar merasa sangat bersyukur karena hingga saat ini Tuhan masih mengizinkannya untuk bernapas dan melihat berbagai warna didunia ini.

Hyun Hyo adalah seorang gadis yang dibesarkan disebuah panti asuhan. Ia tak tau menahu mengenai latar belakang kedua orangtuanya.Yang ia tau orangtuanya adalah ibu panti yang selalu memberikannya cinta dan kasih sayang sebagai seorang ibu baginya dan seluruh anak panti yang sudah seperti saudara kandung bagi gadis cantik itu.

Hari semakin cepat berlalu. Tak terasa sudah hampir seminggu Hyun Hyo menetap di Rumah Sakit itu. Suasana bosan terkadang menyelimuti dirinya. Ia hanya bisa mendengarkan kicauan burung sebagai hiburan gratisnya disana karena ponsel miliknya telah ikut hancur bersamaan dengan terjadinya peristiwa naas itu.

“Annyeonghaseyo” hyun Hyo menoleh. Ia lantas memicingkan kedua matanya saat melihat seorang yeoja yang menurutnya sedikit lebih muda darinya tengah masuk keruangannya.
“Nugu?” tanya Hyun Hyo.
“Dia yeodongsaengku” sahut seorang namja yang menyusul masuk kesana yang tidak lain adalah Donghae.

Donghae dan yeoja tadi lantas mendekati Hyun Hyo yang saat itu tengah duduk manis dibednya dengan bersandar dikepala bed. Matanya masih setia menatap dua orang yang perlahan mulai mendekatinya.
“Namanya Hyun Rin. Kukira dia bisa menemanimu agar tidak bosan” ucap Donghae dengan mengelus pucuk kepala yeodongsaengnya seraya tetap menatap Hyun Hyo.
“Annyeonghaseyo, Eonni” sapa Hyun Rin dengan hangat. Hyun Hyo hanya tersenyum manis.

“Rin-ah, kau disini dulu. Nanti kalau kau ingin pulang kau tinggal keruanganku saja” Hyun Rin mengangguk.
“Nde. Arraseo, Oppa.” ucap Hyun Rin dengan tersenyum. Donghae pun segera meninggalkan kedua yeoja manis itu diruangan Hyun Hyo. Tak lupa ia memamerkan senyuman manisnya kepada keduanya sebelum ia benar-benar menutup pintu ruangan itu.

Tak heran jika dua orang yang baru saja dikenalkan akan merasa canggung jika ditinggalkan bedua saja. Dan itu terjadi pada Hyun Rin yang merasa canggung berbicara dengan yeoja yang berusia sedikit lebih tua darinya. Sedangkan Hyun Hyo hanya terdiam menunggu gadis itu berbicara seraya terus menatapnya yang menurutnya tengah salah tingkah.

“Waeyo? Ada masalah?” tanya Hyun Hyo yang sukses membuat Hyun Rin menoleh.
“A-aniya. Hanya saja aku merasa........”
“Canggung?” potong Hyun Hyo. Hyun Rin pun mengangguk pelan.
“Kau tidak perlu canggung. Anggap saja aku ini eonnimu yang bisa kau ajak curhat setiap saat” ucap Hyun Hyo. Hyun Rin lantas mengangguk pelan dengan tersenyum.

Perbincangan pun terjadi cukup lama dan panjang diantara 2 yeoja cantik itu. Hyun Rin sudah tak merasa canggung lagi dengan salah satu pasien dari kakak laiki-lakinya itu. Bahkan ia merasa bahwa Hyun Hyo sudah seperti eonninya sendiri. Hingga mereka tak sadar bahwa ada sepasang mata yang terus mengamati mereka sedari tadi. Sudah bisa ditebak. Pemilik sepasang mata itu adalah Lee Donghae. Sedari tadi namja itu hanya terus tersenyum melihat keakraban yang sudah mulai terjalin diantara kedua yeoja cantik itu.

“Sudah akrab rupanya” ucap Donghae yang memutuskan untuk masuk.
“Oppa sudah selesai?” tanya Hyun Rin. Donghae mengangguk.
“Rin-ah, kajja pulang. Ini sudah hampir sore. Dan sudah seharian kau disini” ucap Donghae.
“Nde, Oppa. Eonni, aku pulang dulu” Hyun Hyo tersenyum.
“Nde” balas Hyun Hyo singkat.

Semua orang pasti menginginkan memiliki rumah yang mewah. Ditambah lagi dengan pekarangan rumah yang luas dan dihiasi beberapa jenis tanaman yang bisa memanjakan mata serta cukup terhindar dari pusat keramaian dikota besar sehingga sang pemilik rumah pasti sangat merasa nyaman tinggal dirumah tersebut.

Begitulah yang dirasakan oleh Donghae. Ia membelikan rumah mewah untuk ibu dan adik perempuannya dengan letak yang cukup jauh dari pusat keramaian kota Seoul. Ia berpikir bahwa jika ia lelah bekerja di Rumah Sakit, ia dapat beristirahat dengan tenang dirumahnya itu tanpa adanya gangguan dari suara bisingnya kendaraan yang padat.

Dan seperti saat ini, namja bermata sendu itu terlihat merebahkan tubuhnya disebuah bed yang cukup besar miliknya. Tak lupa ia juga meregangkan otot-ototnya yang terasa begitu kaku setelah hampir seharian bekerja di Rumah Sakit. Sejenak ia memejamkan kedua mata indahnya namun ia segera membuka kembali kedua matanya saat melihat bayangan gadis bernama Hyun Hyo dengan senyuman khas dari gadis manis itu.
“Shin Hyun Hyo” gumamnya.

“Oppa?” Donghae lantas terduduk dibednya dan melihat yeodongsaeng kesayangannya tengah masuk kebiliknya.
“Nde? Waeyo, Rin-ah?” tanya Donghae. Gadis itu pun segera ikut duduk tepat disamping oppanya.
“Hyun Hyo eonni itu baik sekali. Aku merasa nyaman berada didekatnya” Donghae hanya tersenyum.
“Dia memang gadis yang baik. Dan aku tahu itu sejak pertama kali melihatnya” ucap Donghae.

“Oh ya. Tadi dia bilang padaku kalau dia itu tinggal disebuah panti asuhan” ucap Hyun Rin.
“Lalu?”
“Lalu bagaimana kalau sewaktu Hyun Hyo eonni sudah pulang dari Rumah Sakit, dia tinggal disini saja? Lagipula tidak seru jika rumah sebesar ini hanya ditinggali tiga orang saja” ucap Hyun Rin dengan penuh ekspresi antusiasnya.
“Itu tidak apa-apa. Tapi kita harus membicarakannya pada eomma terlebih dahulu”  Hyun Rin mengangguk.

Sudah bertambah dua hari lagi Hyun Hyo berada di Rumah Sakit. Rasanya ia benar-benar sudah ingin kabur darisana dengan meloncat dari jendela ruangannya. Ia juga sudah bosan dengan aroma obat khas Rumah Sakit. Namun apa daya. Donghae masih melarangnya untuk keluar dari Rumah Sakit. Ia memang tak bisa menolak ataupun menentang perkataan Donghae karena menurutnya Donghae melakukan semua itu demi kebaikannya dan juga kesehatannya.

“Permisi” Hyun Hyo menoleh.Ia tersenyum saat melihat Donghae masuk keruangannya dengan menggunakan sebuah t-shirt biru muda dengan lengan bajunya yang dijunjung sedikit keatas.
“Kenapa dengan wajahmu itu? Kau sudah bosan di Rumah Sakit?” tanya Donghae.
“Kalau disuruh jujur, aku memang sudah bosan. Bahkan sangat bosan” jawab Hyun Hyo.
“Tersenyumlah karena hari ini juga kau bisa pulang” Hyun Hyo sedikit mengangakan mulutnya.
“Jinjjayo? Dokter serius?” Donghae mengangguk.

Donghae lantas mendudukkan dirinya disebuah kursi yang tak jauh dari Hyun Hyo yang tengah duduk bersandar pada bednya.
“Kau tau? Hyun Rin sudah merasa dekat denganmu. Dan dia ingin kau tinggal dirumah kami” Hyun Hyo sedikit terkejut. Ia pun terdiam sejenak seraya mengalihkan pandangannya kearah lain.
“Kau mau tinggal bersama kami?” tanya Donghae.
“Apa aku tidak akan merepotkan?” Donghae tersenyum tipis.
“Aniya, Hyun-ie. Kau mau?” akhirnya Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk pelan.

Sore telah tiba. Sang raja siang sudah terlihat tergelincir kebarat. Dan sang ratu malam akan segera bangun dari tidurnya. Udara pun terasa sedikit lebih dingin daripada tadi siang. Hembusan angin luar seakan membuat gadis manis ini terasa terisi kembali. Ia seakan merasa sudah lama tidak merasakan hembusan angin semenjak ia masuk Rumah Sakit. Ia terus saja mengembangkan senyumannya seraya membuka kaca jendela mobil Donghae agar ia dapat merasakan secara langsung betapa lembutnya hembusan udara disore hari. Donghae juga hanya mampu tersenyum melihat perilaku gadis yang berada didekatnya itu.

Mata Hyun Hyo terus terkagum-kagum saat melihat betapa megahnya sebuah rumah yang sekarang berada didepan matanya. Dengan bentuk rumah yang sederhana namun elegan mampu menyihir siapa saja yang melihat indahnya rumah seorang dokter muda itu. Dengan mengikuti Donghae dari belakang, ia pun mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.

“Eonni” Hyun Hyo tersenyum saat melihat Hyun Rin yang berlari kearahnya dan segera mendekapnya erat. Dilihatnya juga seorang yeoja paruh baya yang menurutnya adalah ibu dari Donghae dan Hyun Rin.
“Annyeonghaseyo, Ahjumma” ucap Hyun Hyo dengan membukukkan tubuhnya. Yeoja paruh baya yang memang Ny.Lee pun hanya tersenyum.
“Jadi ini yang namanya Shin Hyun Hyo?” tanya Ny.Lee.
“Nde, Eomma. Dia cantik, kan?” ucap Hyun Rin yang dibalas anggukan dari ibunya.
“Donghae-ya, cepat tunjukkan kamar Hyun Hyo” Donghae mengangguk.

Sepasang mata indah Hyun Hyo seakan terus terkagum-kagum apalagi setelah melihat sebuah bilik yang sudah disiapkan untuknya. Kamar yang didominasi oleh warna biru muda kesukaannya.
“Dokter, apa ini tidak terlalu luas untukku?” ucap Hyun Hyo.
“Aniya. Ini sudah pas dan cocok untukmu” balas Donghae.
“Cepatlah beristirahat. Kau pasti lelah” Hyun Hyo tersenyum. Donghae pun segera keluar darisana.

Hari baru telah datang. Hyun Hyo nampak baru membuka kedua matanya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ia pun segera bangun dan langsung beranjak ke dapur. Dan ia melihat Ny.Lee sudah sibuk didapurnya. Tanpa adanya rasa canggung, gadis 25 tahun itu langsung menghampiri yeoja paruh baya itu.

“Ahjumma” Ny.Lee menoleh dan tersenyum.
“Kau sudah bangun rupanya” ucap Ny.Lee.
“Ada yang bisa saya bantu, Ahjumma?” Ny.Lee berpikir sejenak.
“Kau tidak perlu membantu ahjumma. Kau kan baru pulang dari Rumah Sakit. Sebaiknya kau bangunkan Hyun Rin dan Donghae. Kamar mereka ada diatas” Hyun Hyo mengangguk dan segera berlalu darisana.

Setelah melewati beberapa anak tangga, Hyun Hyo akhirnya sampai pada dua kamar yang berada dikamar atas. Yang pertama ia masuki adalah kamar Hyun Rin yang berada disisi kirinya.

CKLEK~

Dilihatnya gadis itu masih setia memeluk gulingnya dan selimutnya. Hyun Hyo tersenyum sekilas dan ia pun segera mendekatinya dan menepuk-nepuk tubuh Hyun Rin.
“Rin-ah, ireona. Ini sudah pagi” Hyun Rin mengucek matanya perlahan.
“Sudah pagi?” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk.
“Bangunlah. Aku akan pergi kekamar oppamu dulu” Hyun Rin mengangguk.

Berikutnya Hyun Hyo berlalu kesisi kanan dan menuju kekamar Donghae. Ia sedikit terkejut saat membuka kamar itu. Terang sekali. Sangat berbeda dengan kamar Hyun Rin yang sedikit redup saat tidur.
‘Apakah Dokter Lee phobia gelap?’ pikir gadis itu. Dilihatnya dokter muda itu masih menutup seluruh tubuhnya dengan selimutnya. Dengan sedikit ragu, Hyun Hyo mulai mendekati Donghae yang masih menutup matanya.
“Dokter?”

SREKK~

“Aaaaarrrrrrgggghhhhhhh.............”
“Aaaaarrrrrrgggghhhhhhh.............” teriak keduanya saat Hyun Hyo terkejut karena Donghae membuka selimutnya namun ia telah bertelanjang dada. Sedangkan Donghae juga terkejut karena ada gadis yang melihatnya bertelanjang dada untuk pertama kali. Apalagi cahaya dikamarnya begitu terang sehingga Hyun Hyo dapat melihat dengan jelas dada bidang milik Donghae.

“Kenapa kau masuk kesini?” tanya Donghae dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Eommamu menyuruhku membangunkanmu dan Hyun Rin” jawab Hyun Hyo dengan masih memalingkan tubuhnya. Donghae pun segera meraih bajunya yang berada tak jauh darinya. Setelah ia mengenakan bajunya, ia segera mendekati Hyun Hyo dan memutar tubuh gadis itu untuk menghadap padanya.
“Aku sudah mengenakan bajuku” ucap Donghae. Hyun Hyo hanya terdiam dan menunduk.
“Kajja kita turun” Hyun Hyo mengangguk.

Saat Donghae dan Hyun Hyo tiba diruang makan, disana sudah nampak Ny.Lee dan Hyun Rin yang sudah terduduk manis dikursi makan. Mereka berdua pun segera menyusul pasangan ibu dan anak itu.
“Tadi ada apa dikamarmu, Oppa? Ramai sekali” tegur Hyun Rin pada Donghae saat namja itu baru saja meletakkan pantatnya.
“Memangnya ada apa, Rin-ah?” sahut Ny.Lee.
“Tadi setelah Hyun Hyo eonni kekamarku, dia langsung kekamar Donghae oppa. Dan anehnya setelah itu terdengar teriakan mereka. Apa yang kalian lakukan tadi dikamar? Jangan-jangan..............”
“Tidak ada apa-apa, Eomma. Jangan hiraukan Hyun Rin” potong Donghae.

Hari semakin siang. Gadis bernama lengkap Shin Hyun Hyo itu mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Bahkan ia hari ini tak segan menggantikan tugas Ny.Lee ke supermarket yang berada tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya yang baru.

Seperti supermarket yang lainnya, disana juga dijual berbagai macam barang. Gadis itupun dengan sesegera mungkin menelusuri setiap sudut supermarket itu untuk mencari barang yang dicarinya. Namun....

BRUKK~

Ia sedikit terhempas saat tubuhnya bertabrakan dengan seorang namja. Tampan. Itulah kata pertama yang muncul diotaknya saat melihat seorang namja berkulit putih pucat yang berada tepat didepannya. Tatapan datar yang diberikan namja itu justru membuat Hyun Hyo semakin terpesona padanya.
“Mi-mianhae” ucap Hyun Hyo dengan menundukkan kepalanya dan memutuskan untuk meninggalkannya.

“Shin Hyun Hyo” Hyun Hyo menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia pun kembali menghampiri namja tadi.
“Apa kau memanggilku?” tanyanya.
“Aniya. Mungkin ada yang bernama sama denganmu disini” jawab namja itu. Perasaan kecewa sedikit menghampiri gadis itu. Ia sangat berharap tiba-tiba saja namja itu tau namanya dan memanggilnya. Namun ia menepis jauh semua itu. Mana mungkin namja yang baru saja ia temui langsung mengetahui namanya.

Sepulang dari supermarket, Hyun Hyo terus saja memikirkan namja tadi. Entahlah. Ia merasa sudah mengenalnya jauh-jauh hari sebelum ia bertemu dengannya tadi. Bahkan ia seakan merasakan bahwa ia begitu dekat dengan namja tadi. Seperti ada sebuah tali pengikat yang mengikat mereka dan akan sulit diputuskan. Tapi ikatan apa itu?

“Eonni?” Hyun Hyo menoleh.
“Nde? Waeyo?” Hyun Rin memicingkan matanya.
“Justru aku yang harus bertanya. Eonni kenapa? Daritadi melamun terus disini” tanya Hyun Rin.
“Nan gwenchanayo, Rin-ah” balas Hyun Hyo dengan menyunggingkan senyumannya.

Malam mulai tiba. Dan Donghae sudah terlihat baru pulang dari tempatnya bekerja. Ia nampak terus tersenyum seraya membawa sebuah kotak yang lumayan besar ditangannya. Dan ia pun segera masuk kerumah mewahnya itu.

“Donghae-ya?” Donghae menoleh.
“Nde, Eomma?” Ny.Lee menelisik kotak itu.
“Untuk siapa?” tanya Ny.Lee.
“Untuk Hyun Hyo. Aku ingin mengajaknya pergi malam ini” jawab Donghae sedikit berbisik. Ny.Lee hanya tersenyum.
“Ya sudah. Temui dia” Donghae mengangguk.

Tanpa adanya rasa segan, Donghae langsung masuk kekamar Hyun Hyo. Dilihatnya gadis itu tengah melamun didekat jendela kamarnya. Ia pun segera menghampirinya.
“Hyun-ie” Hyun Hyo sedikit terjingkat saat Donghae meraih kedua bahunya. Ia pun segera membalikkan tubuhnya.
“Ada apa, Dokter?” Donghae menghela napasnya.
“Jangan memanggilku dengan dokter. Panggil saja aku dengan oppa. Aku sudah bukan doktermu lagi” Hyun Hyo mengangguk.

“Geurrae. Ada apa, Oppa?” tanya Hyun Hyo.
“Apa malam ini kau mau pergi denganku?”
“Kemana?”
“Kemana saja” Hyun Hyo mengangguk pelan.
“Tapi kau harus pakai ini terlebih dahulu” ucap Donghae dengan membuka kotak yang tadi ia bawa.

Sebuah A-Line Dresses berwarna putih nan elegan serta sepasang high heels telah terpampang nyata didepan Hyun Hyo. Mata gadis cantik itu terlihat sangat berbinar saat melihat gaun cantik itu terpampang jelas didepannya dan disiapkan untuknya.
“Ini untukku?” Donghae mengangguk.
“Kau harus pakai ini” Hyun Hyo mengangguk pelan.
“Aku akan menunggumu diluar. Berdandanlah yang cantik” Hyun Hyo tersenyum simpul.

Hanya sekitar 10 menit lamanya, Hyun Hyo sudah keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tengah dimana Donghae sudah menunggunya.
“Oppa?” Donghae hanya terpaku menatap betapa cantiknya yeoja yang berada dihadapannya kini. Dengan menggunakan sebuah dress yang ia belikan tadi dan make up minimalis yang dikenakannya, gadis itu benar-benar bagaikan bidadari yang tiba-tiba tersangkut dirumah Donghae.
“Jelek?” Donghae tersadar.
“A-aniya, Hyun-ie. Kau bahkan jauh dari apa yang kubayangkan” Hyun Hyo hanya tersenyum malu.


~To Be Continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar