CAST : CHO KYUHYUN SHIN HYUN HYO
LEE DONGHAE LEE HYUN RIN
GENRE : FANTASY
LENGHT : CHAPTERED
RATING : PG-18
~
Happy Reading ~
Musim panas mulai tiba. Sang raja siang pun mulai
berani menampakkan sinarnya untuk menerangi Ibukota Korea Selatan ini. Ya. Seoul.
Sinar matahari itu terlihat bebas masuk ke salah satu ruangan di suatu Rumah
Sakit besar dikota yang menjadi surga para Kpopers.
Nampak seorang gadis manis duduk disebuah kursi yang
tepat menghadap kearah jendela ruangan Rumah Sakit itu. Kedua mata cantiknya
terus terfokus kearah langit yang menurutnya sangat indah pagi itu. Hingga ia
tak menyadari bahwa ada seorang dokter muda nan tampan yang masuk keruangannya.
“Selamat pagi, Nona Shin” gadis bernama lengkap Shin
Hyun Hyo itu pun akhirnya menoleh.
“Selamat pagi juga, Dokter Lee” dokter bernama Lee
Donghae itu tersenyum seraya meletakkan makanan dan minuman yang mungkin
ditujukan pada Hyun Hyo.
“Bagaimana kondisimu?” tanya Donghae.
“Sudah lebih baik” jawab Hyun Hyo dengan memamerkan
senyuman manisnya.
Donghae pun melangkahkan kakinya mendekati posisi
duduk Hyun Hyo. Ia tanpa segan segera memapah tubuh gadis itu dan membawanya
duduk dibed miliknya dengan bersandar dikepala bed.
“Apa kepalamu masih sakit?” tanya Donghae lagi.
“Aniya. Hanya terkadang masih terasa pusing” jawab
Hyun Hyo. Donghae hanya mengangguk-angguk mengerti.
“Hem~Geurrae. Aku akan mengganti perban dikepalamu
dulu” Hyun Hyo mengangguk.
Gadis bermata sayu itu hanya bisa diam saat Donghae
perlahan melepas perban yang melilit kepalanya dan menggantinya dengan yang
baru. Sedangkan Donghae juga terdiam melihat beberapa jahitan yang memang ia
lakukan didahi Hyun Hyo sekitar 3 hari yang lalu.
“Kau yakin kepalamu sudah tidak sakit?” Hyun Hyo
mengangguk pelan. Donghae hanya mengangguk-angguk mengerti dengan sebuah
senyuman tipis dibibir tipisnya.
“Kau belum makan, heum?” tanya Donghae saat melihat
makanan Hyun Hyo yang masih belum tersentuh disebuah meja yang berada tak jauh
dari mereka.
“Belum, Dokter Lee. Aku belum lapar” jawab Hyun Hyo.
“Kau harus makan agar kondisimu cepat membaik” ucap
Donghae dengan menyambar cepat mangkuk bubur.
“Dokter, aku bisa memakannya sendiri” ucap Hyun Hyo
dengan menahan tangan Donghae yang hendak menyuapinya.
Donghae dengan perlahan meletakkan kembali mangkuk
bubur itu. Ia pun duduk disebuah kursi yang berada tepat disamping bed Hyun
Hyo. Tak lupa ia juga dengan setia memasang sebuah senyuman indah diwajah
tampan miliknya.
“Apa Dokter tidak memulai praktek?” tanya Hyun Hyo.
“Apa kau lupa? Jam praktekku itu satu jam lagi” jawab
Donghae. Hyun Hyo pun segera menoleh kearah jam dinding yang berada
diruangannya. Memang benar ini baru jam 8 pagi sedangkan Donghae memulai
prakteknya jam 9 pagi.
“Kalau begitu sebaiknya Dokter keruanganmu saja dan
bersantai-santai terlebih dahulu sampai masuk jam praktek” Donghae tersenyum.
“Dan aku pasti akan mati berdiri karena bosan
disana” ucap Donghae.
Tanpa menunggu perintah ataupun persetujuan dari
pasiennya, Donghae pun kembali meraih mangkuk bubur itu dan berniat menyuapi
gadis yang saat ini tengah menatapnya itu.
“Lagipula aku juga tidak percaya kalau kau akan
menghabiskan makananmu” ucap Donghae.Hyun Hyo hanya terdiam.
“Sekarang buka mulutmu” Hyun Hyo akhirnya mematuhi
perintah dari Dokter yang selama ini menanganinya itu.
Hyun Hyo memang tengah berada di Rumah Sakit karena
3 hari lalu ia baru saja mengalami kecelakaan. Mobilnya hancur dan membuatnya
harus memiliki luka yang cukup serius dikepalanya. Hyun Hyo tidak sendirian
dalam kecelakaan mengerikan itu. Ia bersama dengan seseorang dimobil naas
tersebut. Dan sayangnya orang tersebut meninggal dalam kecelakaan itu setelah
dilarikan di Rumah Sakit yang sama dengan Hyun Hyo. Ia benar-benar merasa
sangat bersyukur karena hingga saat ini Tuhan masih mengizinkannya untuk
bernapas dan melihat berbagai warna didunia ini.
Hyun Hyo adalah seorang gadis yang dibesarkan
disebuah panti asuhan. Ia tak tau menahu mengenai latar belakang kedua
orangtuanya.Yang ia tau orangtuanya adalah ibu panti yang selalu memberikannya
cinta dan kasih sayang sebagai seorang ibu baginya dan seluruh anak panti yang
sudah seperti saudara kandung bagi gadis cantik itu.
Hari semakin cepat berlalu. Tak terasa sudah hampir
seminggu Hyun Hyo menetap di Rumah Sakit itu. Suasana bosan terkadang
menyelimuti dirinya. Ia hanya bisa mendengarkan kicauan burung sebagai hiburan
gratisnya disana karena ponsel miliknya telah ikut hancur bersamaan dengan
terjadinya peristiwa naas itu.
“Annyeonghaseyo” hyun Hyo menoleh. Ia lantas
memicingkan kedua matanya saat melihat seorang yeoja yang menurutnya sedikit
lebih muda darinya tengah masuk keruangannya.
“Nugu?” tanya Hyun Hyo.
“Dia yeodongsaengku” sahut seorang namja yang
menyusul masuk kesana yang tidak lain adalah Donghae.
Donghae dan yeoja tadi lantas mendekati Hyun Hyo
yang saat itu tengah duduk manis dibednya dengan bersandar dikepala bed.
Matanya masih setia menatap dua orang yang perlahan mulai mendekatinya.
“Namanya Hyun Rin. Kukira dia bisa menemanimu agar
tidak bosan” ucap Donghae dengan mengelus pucuk kepala yeodongsaengnya seraya
tetap menatap Hyun Hyo.
“Annyeonghaseyo, Eonni” sapa Hyun Rin dengan hangat.
Hyun Hyo hanya tersenyum manis.
“Rin-ah, kau disini dulu. Nanti kalau kau ingin
pulang kau tinggal keruanganku saja” Hyun Rin mengangguk.
“Nde. Arraseo, Oppa.” ucap Hyun Rin dengan
tersenyum. Donghae pun segera meninggalkan kedua yeoja manis itu diruangan Hyun
Hyo. Tak lupa ia memamerkan senyuman manisnya kepada keduanya sebelum ia
benar-benar menutup pintu ruangan itu.
Tak heran jika dua orang yang baru saja dikenalkan
akan merasa canggung jika ditinggalkan bedua saja. Dan itu terjadi pada Hyun
Rin yang merasa canggung berbicara dengan yeoja yang berusia sedikit lebih tua
darinya. Sedangkan Hyun Hyo hanya terdiam menunggu gadis itu berbicara seraya
terus menatapnya yang menurutnya tengah salah tingkah.
“Waeyo? Ada masalah?” tanya Hyun Hyo yang sukses
membuat Hyun Rin menoleh.
“A-aniya. Hanya saja aku merasa........”
“Canggung?” potong Hyun Hyo. Hyun Rin pun mengangguk
pelan.
“Kau tidak perlu canggung. Anggap saja aku ini
eonnimu yang bisa kau ajak curhat setiap saat” ucap Hyun Hyo. Hyun Rin lantas
mengangguk pelan dengan tersenyum.
Perbincangan pun terjadi cukup lama dan panjang
diantara 2 yeoja cantik itu. Hyun Rin sudah tak merasa canggung lagi dengan
salah satu pasien dari kakak laiki-lakinya itu. Bahkan ia merasa bahwa Hyun Hyo
sudah seperti eonninya sendiri. Hingga mereka tak sadar bahwa ada sepasang mata
yang terus mengamati mereka sedari tadi. Sudah bisa ditebak. Pemilik sepasang mata
itu adalah Lee Donghae. Sedari tadi namja itu hanya terus tersenyum melihat
keakraban yang sudah mulai terjalin diantara kedua yeoja cantik itu.
“Sudah akrab rupanya” ucap Donghae yang memutuskan
untuk masuk.
“Oppa sudah selesai?” tanya Hyun Rin. Donghae
mengangguk.
“Rin-ah, kajja pulang. Ini sudah hampir sore. Dan
sudah seharian kau disini” ucap Donghae.
“Nde, Oppa. Eonni, aku pulang dulu” Hyun Hyo
tersenyum.
“Nde” balas Hyun Hyo singkat.
Semua orang pasti menginginkan memiliki rumah yang
mewah. Ditambah lagi dengan pekarangan rumah yang luas dan dihiasi beberapa
jenis tanaman yang bisa memanjakan mata serta cukup terhindar dari pusat
keramaian dikota besar sehingga sang pemilik rumah pasti sangat merasa nyaman
tinggal dirumah tersebut.
Begitulah yang dirasakan oleh Donghae. Ia membelikan
rumah mewah untuk ibu dan adik perempuannya dengan letak yang cukup jauh dari
pusat keramaian kota Seoul. Ia berpikir bahwa jika ia lelah bekerja di Rumah
Sakit, ia dapat beristirahat dengan tenang dirumahnya itu tanpa adanya gangguan
dari suara bisingnya kendaraan yang padat.
Dan seperti saat ini, namja bermata sendu itu
terlihat merebahkan tubuhnya disebuah bed yang cukup besar miliknya. Tak lupa
ia juga meregangkan otot-ototnya yang terasa begitu kaku setelah hampir
seharian bekerja di Rumah Sakit. Sejenak ia memejamkan kedua mata indahnya namun
ia segera membuka kembali kedua matanya saat melihat bayangan gadis bernama
Hyun Hyo dengan senyuman khas dari gadis manis itu.
“Shin Hyun Hyo” gumamnya.
“Oppa?” Donghae lantas terduduk dibednya dan melihat
yeodongsaeng kesayangannya tengah masuk kebiliknya.
“Nde? Waeyo, Rin-ah?” tanya Donghae. Gadis itu pun
segera ikut duduk tepat disamping oppanya.
“Hyun Hyo eonni itu baik sekali. Aku merasa nyaman
berada didekatnya” Donghae hanya tersenyum.
“Dia memang gadis yang baik. Dan aku tahu itu sejak
pertama kali melihatnya” ucap Donghae.
“Oh ya. Tadi dia bilang padaku kalau dia itu tinggal
disebuah panti asuhan” ucap Hyun Rin.
“Lalu?”
“Lalu bagaimana kalau sewaktu Hyun Hyo eonni sudah
pulang dari Rumah Sakit, dia tinggal disini saja? Lagipula tidak seru jika rumah
sebesar ini hanya ditinggali tiga orang saja” ucap Hyun Rin dengan penuh
ekspresi antusiasnya.
“Itu tidak apa-apa. Tapi kita harus membicarakannya
pada eomma terlebih dahulu” Hyun Rin
mengangguk.
Sudah bertambah dua hari lagi Hyun Hyo berada di
Rumah Sakit. Rasanya ia benar-benar sudah ingin kabur darisana dengan meloncat
dari jendela ruangannya. Ia juga sudah bosan dengan aroma obat khas Rumah
Sakit. Namun apa daya. Donghae masih melarangnya untuk keluar dari Rumah Sakit.
Ia memang tak bisa menolak ataupun menentang perkataan Donghae karena
menurutnya Donghae melakukan semua itu demi kebaikannya dan juga kesehatannya.
“Permisi” Hyun Hyo menoleh.Ia tersenyum saat melihat
Donghae masuk keruangannya dengan menggunakan sebuah t-shirt biru muda dengan
lengan bajunya yang dijunjung sedikit keatas.
“Kenapa dengan wajahmu itu? Kau sudah bosan di Rumah
Sakit?” tanya Donghae.
“Kalau disuruh jujur, aku memang sudah bosan. Bahkan
sangat bosan” jawab Hyun Hyo.
“Tersenyumlah karena hari ini juga kau bisa pulang” Hyun
Hyo sedikit mengangakan mulutnya.
“Jinjjayo? Dokter serius?” Donghae mengangguk.
Donghae lantas mendudukkan dirinya disebuah kursi
yang tak jauh dari Hyun Hyo yang tengah duduk bersandar pada bednya.
“Kau tau? Hyun Rin sudah merasa dekat denganmu. Dan
dia ingin kau tinggal dirumah kami” Hyun Hyo sedikit terkejut. Ia pun terdiam
sejenak seraya mengalihkan pandangannya kearah lain.
“Kau mau tinggal bersama kami?” tanya Donghae.
“Apa aku tidak akan merepotkan?” Donghae tersenyum
tipis.
“Aniya, Hyun-ie. Kau mau?” akhirnya Hyun Hyo
tersenyum dan mengangguk pelan.
Sore telah tiba. Sang raja siang sudah terlihat
tergelincir kebarat. Dan sang ratu malam akan segera bangun dari tidurnya. Udara
pun terasa sedikit lebih dingin daripada tadi siang. Hembusan angin luar seakan
membuat gadis manis ini terasa terisi kembali. Ia seakan merasa sudah lama
tidak merasakan hembusan angin semenjak ia masuk Rumah Sakit. Ia terus saja
mengembangkan senyumannya seraya membuka kaca jendela mobil Donghae agar ia
dapat merasakan secara langsung betapa lembutnya hembusan udara disore hari. Donghae
juga hanya mampu tersenyum melihat perilaku gadis yang berada didekatnya itu.
Mata Hyun Hyo terus terkagum-kagum saat melihat
betapa megahnya sebuah rumah yang sekarang berada didepan matanya. Dengan
bentuk rumah yang sederhana namun elegan mampu menyihir siapa saja yang melihat
indahnya rumah seorang dokter muda itu. Dengan mengikuti Donghae dari belakang,
ia pun mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.
“Eonni” Hyun Hyo tersenyum saat melihat Hyun Rin
yang berlari kearahnya dan segera mendekapnya erat. Dilihatnya juga seorang
yeoja paruh baya yang menurutnya adalah ibu dari Donghae dan Hyun Rin.
“Annyeonghaseyo, Ahjumma” ucap Hyun Hyo dengan
membukukkan tubuhnya. Yeoja paruh baya yang memang Ny.Lee pun hanya tersenyum.
“Jadi ini yang namanya Shin Hyun Hyo?” tanya Ny.Lee.
“Nde, Eomma. Dia cantik, kan?” ucap Hyun Rin yang
dibalas anggukan dari ibunya.
“Donghae-ya, cepat tunjukkan kamar Hyun Hyo” Donghae
mengangguk.
Sepasang mata indah Hyun Hyo seakan terus
terkagum-kagum apalagi setelah melihat sebuah bilik yang sudah disiapkan
untuknya. Kamar yang didominasi oleh warna biru muda kesukaannya.
“Dokter, apa ini tidak terlalu luas untukku?” ucap
Hyun Hyo.
“Aniya. Ini sudah pas dan cocok untukmu” balas
Donghae.
“Cepatlah beristirahat. Kau pasti lelah” Hyun Hyo
tersenyum. Donghae pun segera keluar darisana.
Hari baru telah datang. Hyun Hyo nampak baru membuka
kedua matanya dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ia pun
segera bangun dan langsung beranjak ke dapur. Dan ia melihat Ny.Lee sudah sibuk
didapurnya. Tanpa adanya rasa canggung, gadis 25 tahun itu langsung menghampiri
yeoja paruh baya itu.
“Ahjumma” Ny.Lee menoleh dan tersenyum.
“Kau sudah bangun rupanya” ucap Ny.Lee.
“Ada yang bisa saya bantu, Ahjumma?” Ny.Lee berpikir
sejenak.
“Kau tidak perlu membantu ahjumma. Kau kan baru
pulang dari Rumah Sakit. Sebaiknya kau bangunkan Hyun Rin dan Donghae. Kamar
mereka ada diatas” Hyun Hyo mengangguk dan segera berlalu darisana.
Setelah melewati beberapa anak tangga, Hyun Hyo
akhirnya sampai pada dua kamar yang berada dikamar atas. Yang pertama ia masuki
adalah kamar Hyun Rin yang berada disisi kirinya.
CKLEK~
Dilihatnya gadis itu masih setia memeluk gulingnya
dan selimutnya. Hyun Hyo tersenyum sekilas dan ia pun segera mendekatinya dan
menepuk-nepuk tubuh Hyun Rin.
“Rin-ah, ireona. Ini sudah pagi” Hyun Rin mengucek
matanya perlahan.
“Sudah pagi?” Hyun Hyo tersenyum dan mengangguk.
“Bangunlah. Aku akan pergi kekamar oppamu dulu” Hyun
Rin mengangguk.
Berikutnya Hyun Hyo berlalu kesisi kanan dan menuju
kekamar Donghae. Ia sedikit terkejut saat membuka kamar itu. Terang sekali. Sangat
berbeda dengan kamar Hyun Rin yang sedikit redup saat tidur.
‘Apakah Dokter Lee phobia gelap?’ pikir gadis itu. Dilihatnya
dokter muda itu masih menutup seluruh tubuhnya dengan selimutnya. Dengan
sedikit ragu, Hyun Hyo mulai mendekati Donghae yang masih menutup matanya.
“Dokter?”
SREKK~
“Aaaaarrrrrrgggghhhhhhh.............”
“Aaaaarrrrrrgggghhhhhhh.............” teriak
keduanya saat Hyun Hyo terkejut karena Donghae membuka selimutnya namun ia
telah bertelanjang dada. Sedangkan Donghae juga terkejut karena ada gadis yang
melihatnya bertelanjang dada untuk pertama kali. Apalagi cahaya dikamarnya
begitu terang sehingga Hyun Hyo dapat melihat dengan jelas dada bidang milik
Donghae.
“Kenapa kau masuk kesini?” tanya Donghae dengan
menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Eommamu menyuruhku membangunkanmu dan Hyun Rin”
jawab Hyun Hyo dengan masih memalingkan tubuhnya. Donghae pun segera meraih
bajunya yang berada tak jauh darinya. Setelah ia mengenakan bajunya, ia segera
mendekati Hyun Hyo dan memutar tubuh gadis itu untuk menghadap padanya.
“Aku sudah mengenakan bajuku” ucap Donghae. Hyun Hyo
hanya terdiam dan menunduk.
“Kajja kita turun” Hyun Hyo mengangguk.
Saat Donghae dan Hyun Hyo tiba diruang makan, disana
sudah nampak Ny.Lee dan Hyun Rin yang sudah terduduk manis dikursi makan. Mereka
berdua pun segera menyusul pasangan ibu dan anak itu.
“Tadi ada apa dikamarmu, Oppa? Ramai sekali” tegur
Hyun Rin pada Donghae saat namja itu baru saja meletakkan pantatnya.
“Memangnya ada apa, Rin-ah?” sahut Ny.Lee.
“Tadi setelah Hyun Hyo eonni kekamarku, dia langsung
kekamar Donghae oppa. Dan anehnya setelah itu terdengar teriakan mereka. Apa
yang kalian lakukan tadi dikamar? Jangan-jangan..............”
“Tidak ada apa-apa, Eomma. Jangan hiraukan Hyun Rin”
potong Donghae.
Hari semakin siang. Gadis bernama lengkap Shin Hyun
Hyo itu mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Bahkan ia hari
ini tak segan menggantikan tugas Ny.Lee ke supermarket yang berada tak terlalu
jauh dari tempat tinggalnya yang baru.
Seperti supermarket yang lainnya, disana juga dijual
berbagai macam barang. Gadis itupun dengan sesegera mungkin menelusuri setiap
sudut supermarket itu untuk mencari barang yang dicarinya. Namun....
BRUKK~
Ia sedikit terhempas saat tubuhnya bertabrakan
dengan seorang namja. Tampan. Itulah kata pertama yang muncul diotaknya saat
melihat seorang namja berkulit putih pucat yang berada tepat didepannya. Tatapan
datar yang diberikan namja itu justru membuat Hyun Hyo semakin terpesona
padanya.
“Mi-mianhae” ucap Hyun Hyo dengan menundukkan
kepalanya dan memutuskan untuk meninggalkannya.
“Shin Hyun Hyo” Hyun Hyo menghentikan langkahnya dan
berbalik. Ia pun kembali menghampiri namja tadi.
“Apa kau memanggilku?” tanyanya.
“Aniya. Mungkin ada yang bernama sama denganmu disini”
jawab namja itu. Perasaan kecewa sedikit menghampiri gadis itu. Ia sangat
berharap tiba-tiba saja namja itu tau namanya dan memanggilnya. Namun ia
menepis jauh semua itu. Mana mungkin namja yang baru saja ia temui langsung
mengetahui namanya.
Sepulang dari supermarket, Hyun Hyo terus saja
memikirkan namja tadi. Entahlah. Ia merasa sudah mengenalnya jauh-jauh hari
sebelum ia bertemu dengannya tadi. Bahkan ia seakan merasakan bahwa ia begitu
dekat dengan namja tadi. Seperti ada sebuah tali pengikat yang mengikat mereka
dan akan sulit diputuskan. Tapi ikatan apa itu?
“Eonni?” Hyun Hyo menoleh.
“Nde? Waeyo?” Hyun Rin memicingkan matanya.
“Justru aku yang harus bertanya. Eonni kenapa?
Daritadi melamun terus disini” tanya Hyun Rin.
“Nan gwenchanayo, Rin-ah” balas Hyun Hyo dengan
menyunggingkan senyumannya.
Malam mulai tiba. Dan Donghae sudah terlihat baru
pulang dari tempatnya bekerja. Ia nampak terus tersenyum seraya membawa sebuah
kotak yang lumayan besar ditangannya. Dan ia pun segera masuk kerumah mewahnya
itu.
“Donghae-ya?” Donghae menoleh.
“Nde, Eomma?” Ny.Lee menelisik kotak itu.
“Untuk siapa?” tanya Ny.Lee.
“Untuk Hyun Hyo. Aku ingin mengajaknya pergi malam
ini” jawab Donghae sedikit berbisik. Ny.Lee hanya tersenyum.
“Ya sudah. Temui dia” Donghae mengangguk.
Tanpa adanya rasa segan, Donghae langsung masuk
kekamar Hyun Hyo. Dilihatnya gadis itu tengah melamun didekat jendela kamarnya.
Ia pun segera menghampirinya.
“Hyun-ie” Hyun Hyo sedikit terjingkat saat Donghae
meraih kedua bahunya. Ia pun segera membalikkan tubuhnya.
“Ada apa, Dokter?” Donghae menghela napasnya.
“Jangan memanggilku dengan dokter. Panggil saja aku
dengan oppa. Aku sudah bukan doktermu lagi” Hyun Hyo mengangguk.
“Geurrae. Ada apa, Oppa?” tanya Hyun Hyo.
“Apa malam ini kau mau pergi denganku?”
“Kemana?”
“Kemana saja” Hyun Hyo mengangguk pelan.
“Tapi kau harus pakai ini terlebih dahulu” ucap
Donghae dengan membuka kotak yang tadi ia bawa.
Sebuah A-Line Dresses berwarna putih nan elegan
serta sepasang high heels telah terpampang nyata didepan Hyun Hyo. Mata gadis
cantik itu terlihat sangat berbinar saat melihat gaun cantik itu terpampang
jelas didepannya dan disiapkan untuknya.
“Ini untukku?” Donghae mengangguk.
“Kau harus pakai ini” Hyun Hyo mengangguk pelan.
“Aku akan menunggumu diluar. Berdandanlah yang
cantik” Hyun Hyo tersenyum simpul.
Hanya sekitar 10 menit lamanya, Hyun Hyo sudah
keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tengah dimana Donghae sudah
menunggunya.
“Oppa?” Donghae hanya terpaku menatap betapa cantiknya
yeoja yang berada dihadapannya kini. Dengan menggunakan sebuah dress yang ia
belikan tadi dan make up minimalis yang dikenakannya, gadis itu benar-benar
bagaikan bidadari yang tiba-tiba tersangkut dirumah Donghae.
“Jelek?” Donghae tersadar.
“A-aniya, Hyun-ie. Kau bahkan jauh dari apa yang
kubayangkan” Hyun Hyo hanya tersenyum malu.
~To Be Continue~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar